Ternyata Saya Ketinggalan Zaman
Sebagai salah seorang yang pernah mendapatkan pendidikan di SMA Don Bosco tahun 1960 selama 3 tahun, salah satu disiplin yang diterapkan secara tegas adalah:' Dilarang Menyontek"Â
Pada waktu itu Kepala Sekolah adalah seorang Frater asli orang Belanda. Yakni Frater Servas. Bagi yang kedapatan menyontek, langsung di suruh keluar ruangan ujian dan dinyatakan Tidak Lulus!
Semua orang sudah tahu akan hal ini. Alasan:"Melanggar Norma Kejujuran" Fix no debate.
Karena itu sewaktu saya kelak menjadi guru di Sekolah St. Fransiskus dan SMP Pius,prinsip ini saya jadikan pedoman dalam mengajar
Tetiba saya kaget membaca berita bahwa:" Menyontek itu adalah wajar" Awalnya saya yakin hoax, tetapi ternyata sumber berita dan Kompas com. Salah satu media terpercaya.
Boleh jadi orang lain sudah lama tahu tentang h hal ini. Tapi sejujurnya,saya baru tahu malam ini. Ternyata saya kurang mengikuti perubahan zamanÂ
Untuk jelasnya ijinkanlah saya kutip sebait dari Sumber berita yakni Kompas.com.:
JAKARTA-KOMPAS.com - Kepala Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Djoko Santoso mengakui adanya pelaku penjiplakan atau plagiator di jenjang profesor. Menurutnya, praktik plagiat di kalangan profesor itu adalah suatu hal yang wajar terjadi. "Kita ini hidup di dunia dengan dua kutub, utara dan selatan. Ada yang baik dan bersih mengembangkan ilmu secara jujur. Ada juga yang ngawur-ngawur, itu biasa. Yang penting bagi kita ialah mengembalikan bagaimana supaya yang negatif ini ditekan dan diminimalis sekecil mungkin,"( Sumber: Kompas.com)
Ternyata saya ketinggalan zaman!