Menegur Tanpa Melukai
Saling menghargai dan saling mengerti, tidak hanya berlaku dalam hubungan persahabatan, tetapi juga dalam hubungan kekeluargaan. Termasuk dalam hubungan dengan pasangan hidup kita.
Mencintai bukanlah berarti terjadi pembiaran. Dalam hal yang dapat membahayakan , perlu ditegur. Sebagai contoh, semua orang sayang pada anak anak mereka. Begitu juga dengan kami berdua Tetapi bila suatu waktu anak kami main panah panahan, walaupun anak panah terbuat dari potongan bambu, maka langsung kami hentikan. Menjelaskan bahwa untuk main panahan yang aman adalah dilapangan. Bukan dalam rumah. Dan untuk sementara mainan panahan kami sita. Dan bila kami kelapangan baru diberikan kembali.
Begitu juga dalam hubungan dengan pasangan hidup
Ada Kalanya, pasangan hidup kita harus diingatkan,bila kita menyaksikan bahwa apa yang dilakukannya, berpotensial membahayakan dirinya. Walaupun mungkin saja, teguran sehalus apapun,tetap saja menghadirkan rasa pahit bagi yang ditegur, karena merasa dihalangi.Â
Tapi hal ini mutlak diperlukan, agar suami isteri dapat saling mengingatkan dan saling menjaga.
Hal ini berlaku timbal balik. Intinya adalah mencintai, bukanlah berarti membiarkan orang yang dicintai, berbuat sesuka hatinya. Bilamana diperlukan kita harus berani menegur.
Hanya saja cara menegur janganlah sampai melukai hati pasangan hidup kita.
Sebagai contoh, saya suatu waktu saya mau menaikkan koper keatas lemari. Karena lemari cukup tinggi saya gunakan tangga lipat. Tetapi mungkin karena kurang hati hati saya terpeleset dan pergelangan kaki terkilir. Lumayan sakit dan butuh waktu seminggu menahan sakit walaupun sudah ke massage.
Sambil memeluk saya, isteri saya membisikan: