Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Koran Terbitan Tahun 1984 Masih Saya Simpan

28 September 2023   04:35 Diperbarui: 28 September 2023   04:54 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya, orang menyimpan Koran atau majalah yang menulis tentang penghargaan yang diterima. Atau hal yang memuat berita yang menyenangkan hati.Tetapi saya menyimpan Koran Terbitan 39 tahun yang lalu, justru memuat berita tentang penahanan diri saya. Seperti terbaca pada foto Harian Singgalang terbit di Padang, telah terjadi penahanan atas 7 orang Eksportir pada tanggal 1 September 1984. Salah satu dari ketujuh Eksportir yang ditahan tersebut adalah diri saya sendiri.

Mungkin yang membaca tulisan ini heran. Koq maunya saya membuka aib sendiri? Jadi tahanan koq dibuka didepan umum? Bukankah seperti menguak luka lama?

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Justru karena yakin bahwa penahanan kami akibat " something wrong", ,namun secara resmi pihak yang keliru menangkap tidak pernah meminta maaf atau melakukan klarifikasi .

Syukurlah ada Harian Singgalang yang merupakan satu satunya Harian Terbitan di Padang yang berani menulis secara terbuka kejadian yang sesungguhnya.

Akibat penahanan yang tidak berdasarkan kenyataan, pada waktu itu Ekspor Gambir macet total. Para Petani Gambir mengalami kerugian yang tak ternilai, karena hasil panen tidak ada yang mau beli. 

Nasib sekitar 5000 KK suram karena sejak puluhan tahun Ekspor Gambir belum pernah mendapatkan claim quality dari Para Pembeli di luar negeri. Anehnya justru yang menjatuhkan citra Gambir dengan mengatakan:" gambir palsu" adalah instansi yang seharusnya mengayomi rakyat.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Alasan  yang sesungguhnya paling kuat mengapa saya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan business,karena tidak ingin mengalami lagi hal semacam itu.

Bayangkan, tanpa api, tetiba timbul asap yang menyesakkan dada.

 Karena tidak hanya melukai hati kami akibat penahanan,tapi juga melukai hati seluruh anggota keluarga tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun