Hal Sederhana Tapi Miliki the Power of Change
Kemarin,pandangan mata saya tertuju pada Topik tulisan dari Kompasiana.
Yang berjudul:"
Hadiah Jutaan Rupiah Buat Bapak atau Ibu yang Berani Ikut Challenge KAI Commuter Fun Journey 2023 (sumber: Kompasiana.com)"
Yang menarik bagi saya bukanlah hadiah jutaan rupiah, melainkan kalimat sapaan yang dikedepankan. Yakni "Bapak -Ibu-"
Membaca judul diatas serasa kembali ke era dimasa rasa saling menghargai masih mendapatkan tempat terhormat. Karena belakangan ini, rasa saling menghargai tersebut sudah tergerus perubahan zaman. Kaum muda dengan gampang mempublikasikan tulisan dengan menggunakan kalimat yang sangat mengiris rasa hati. Seakan akan orang tua sudah tidak dianggap sama sekali. Apakah mungkin karena faktor usia menjebak diri saya menjadi melankonis? Saya belum berhasil menemukan jawaban eÂ
Contoh:" Kalian kalian" . Dengan adanya gerakan"back to mutual respect" seperti yang dicontohkan dalam judul maupun dalam konten artikel tersebut, merupakan langkah awal sesama Penulis saling menghargai, dengan tidak lagi menggunakan kata "Kalian kalian " .
Dalam tatakrama di kampung halaman kami, belum pernah terdengar ada orang muda yang berbicara terhadap orang yang lebih tua dengan menggunakan kata"Waang"
Apakah kata "Kalian" dapat disejajarkan dengan "Kowe"dalam bahasa Jawa? Nuwun sewu kulo mboten ngertos.
Tulisan ini merupakan contoh bagaimana orang tua mengomel. Mohon maaf kalau ada yang tersinggung.Â