Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Makna The Power of Mind

8 Juli 2023   20:13 Diperbarui: 9 Juli 2023   03:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : Pinterest.com

Pikiran Mendahului Realita
Gaya orang tua tempo dulu adalah ,kerja keras semasa muda dan bila sudah mulai menua,membayangkan bakalan duduk di kursi goyang sambil momong cucu. Sebuah paradigma yang keliru tapi sudah terlanjur di adaposi oleh orang banyak. Pokoknya begitu pensiun,maka yang ada dalam hatinya adalah duduk berleha leha dirumah,sambil momong cucu. Akibat kebanyakan bersantai ria tanpa adanya upaya untuk mengupgrade diri, menyebabkan semangat hidup semakin hari semakin meredup

Dan dalam waktu singkat akan menjadi  manusia yang kehilangan hasrat hidup . Menjalani hidup dengan rutinitas yang itu ke itu juga ,menghadirkan kejenuhan dalam menjalani kehidupan. Hanya menunggu dikasihani anak cucu.

Alangkah menyedihkan hidup seperti ini.Menjalani hidup tanpa akitivitas,akan menghadirkan  hidup yang  membosankan dan tidak bernilai.  Harapan untuk dapat menikmati masa pensiun dengan santai dan penuh kegembiraan,berakhir menyedihkan. 

Zaman sudah berbagi,maka sikap mental kita menghadapi masa depan dan hari tua, sudah musti berubah.

Tidak ada salahnya   melambungkan angan setinggi bintang dilangit,tetapi jangan lupa bahwa kita hidup dialam yang bersifat dinamika. Hidup itu selalu bergerak dan sehebat apapun seseorang ,tidak ada manusia yang mampu mengengam kehidupan dalam genggaman tangannya. 

Bagi Siapa Yang Bersikap Statis Akan Terlanda oleh Arus Kehidupan
Hidup bergerak dari waktu ke waktu dan dari satu sudut ke sudut lainnya. Siapa saja yang hidup statis dan bersikap menunggu , maka ia akan terlibas oleh arus kehidupan .Hidup tidak selalu lemah lembut, Hidup tidak dapat memilah dan membedakan mana orang muda dan mana orang tua,semua diperlakukan sama.Tidak jarang hidup itu keras dan bengis,serta tidak berbelas kasih

Betapapun seorang anak manusia meratapi nasib,tidak akan mengubah apapun. Malahan hanya akan memperburuk keadaan .

Hindari Memanjakan Diri Secara Keliru
Jangan memanjakan diri secara keliru dan menanamkan dalam diri bahwa :


  • saya sudah tua
  • umur sudah kepala 6
  • sudah waktunya duduk di kursi goyang
  • dan seterusnya dan seterus


Sesekali memanjakan diri,duduk santai diteras rumah ,sambil menikmati secangkir kopi ,tentu saja hal yang sangat wajar dan baik. Kalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri,bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita.  Tetapi membiarkan pikiran terbius,bahwa hidup itu akan enak selamanya ,adalah sebuah kesalahan,yang kelak akan diratapi sepanjang hayat. Dihari tua duduk termenung sepanjang hari sungguh sangat menggenaskan.

Kitalah yang menggiring masa depan kita,sesuai dengan apa yang kita rancang dan yakini. Karena pikiran mendahului suatu realita. Karena itu perlu sesekali melakukan introspeksi diri, agar jangan sampai salah menentukan arah hidup kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun