Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ini Sebabnya Dikatakan Seorang Musuh Sudah Terlalu Banyak

21 Juni 2023   20:38 Diperbarui: 22 Juni 2023   04:42 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Seribu Teman Terlalu Sedikit

Ungkapan "satu orang musuh sudah terlalu banyak" mengandung makna bahwa memiliki satu musuh saja sudah cukup merepotkan dan berpotensi menjadi sumber masalah yang besar. Meskipun terlihat seperti ungkapan yang sederhana, ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa menjadi kenyataan. Dan dapat menjadi renungan diri bagi kita semuanya.

Antara lain:

Menjalani hidup dengan perasaan kurang tenang. Malam hari bila terdengar bunyi yang mencurigakan, terus jadi kepikiran. Jangan-jangan musuh yang datang. 

Ada yang mengantarkan makanan, tidak berani dimakan, kuatir diracuni 

Tidur gelisah. Makanan tidak lagi dapat dinikmati, karena suasana hati yang kacau

Kita akan hidup dalam
Konflik dan pertentangan internal dalam diri sendiri. Setiap musuh memiliki potensi untuk menyebabkan konflik dan pertentangan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita cenderung menghindari konflik dan mencari cara untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekitar kita. Ketika ada satu orang yang menjadi musuh, hubungan tersebut akan terganggu dan akan ada konflik yang mungkin sulit untuk diselesaikan.

Sekali menjadi musuh seseorang maka sangat sulit untuk dapat berbaik kembali. 

Walaupun pengertian musuh berbeda bagi setiap orang, tetapi secara umum,musuh adalah orang yang mengancam keselamatan diri pribadi dan keluarga kita. Boleh jadi karena saling berebut kepentingan. Orang yang awalnya adalah tetangga disamping rumah,karena ribut masalah batas tanah,dapat bermertaforsis menjadi musuh yang dapat membahayakan kita sekeluarga. Ini hanya sekedar contoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun