Akibat Tidak FokusÂ
Untuk dapat mencapai kondisi kehidupan seperti yang  kami nikmati dihari tua, tidak diperoleh dalam seketika. Melainkan dari mulai merangkak dari titik nadir. Menyeruput empedu kehidupan berkal kali dan selama belasan tahun. Akibat ambisi yang mengebu gebu ,menyebabkan saya  merasa dapat mencapai semua hal yang diinginkan.Â
Sejak masih duduk di bangku SMA don Bosco tahun 60 an ,saya sudah terobsesi untuk selalu menjadi orang nomor satu . To be number one ! Itulah yang selalu hadir dalam setiap denyut nadi saya. Apalagi setelah satu persatu harapan saya menjadi kenyataan,maka diri saya semakin melambung tinggi . Ingin menjadi orang nomor satu dalam banyak hal .
Pertama ,saya berhasil terpilih sebagai Ketua Kelas. Kemudian menjadi Wakil Ketua OSIS ,Pemred Majalah Gema Don Bosco, Ketua Koperasi I.S.D.B Â Sudah cukup ? Belum ! Pada waktu yang bersamaan saya terpilih menjadi Ketua Curia Legio Maria - Sumbar Riau Padahal saya masih duduk di bangku SMA .Â
Saya bergabung di ABC -Apollon Barbell Club , latihan angkat berat ,masih ikut latihan Karate dan Kungfu serta silat .Malamnya ikut latihan terompet dan gitar . Dan masih ada latihan lari marathon Padang ke Teluk Bayur ,yang jaraknya sekitar 15 kilometer one way
Akibatnya :
- angkat barbell - gagal
- kursus gitar      gagal
- kursus terompet gagal
- karate            angka 4
- silat             gagal
- yu yit su          gagal
- marathon       juara 2 se sma
Kegagalan masih berlanjut
Setelah menikah, pelajaran gagal berkali kali semasa masih di sma ,ternyata belum mampu mengubah sikap saya  yang mengebu gebu ingin mengubah nasib . Memutuskan untuk berhenti bekerja dan dagang antar Padang -Medan. Akibat  overconfidence ,dalam waktu setahun semua modal ludas  . Sempat menjadi kuli di paberik karet di PT Pikani di desa Petumbak,hingga kemudian di percayai untuk berkerja di gudang bagian penimbangan barang masuk.Â
Kerja di pabrik karet ,sama sekali tidak ada titik terang untuk mengubah nasib  Maka dengan menebalkan kulit muka,saya dan isteri kembali ke kampung halaman,walaupun harus kokoh mendengarkan cemohan  ,akibat gagal  di rantau ornng .
Pulang Kampung Menjadi Penjual Kelapa Parut .