Sewaktu Masih Tinggal di Padang Kota Tercinta
Walaupun saya dan isteri adalah non Muslim, tapi karena mayoritas sahabat kami beragama Islam, maka setiap kali bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, kenangan indah semasa masih tinggal di Wisma Indah 1, jalan Bunda 1./6 di Ulak Karang Padang, selalu hadir dalam ingatan. Apalagi dari keluarga besar kami,yang beragama Islam cukup banyak. Bahkan belakangan, mantu cucu kami yang berasal dari Turki juga beragama Islam.Â
Sejak saya dilahirkan, tidak pernah terjadi masalah karena perbedaan agama. karena dari silsilah keluarga, memang sebagian beragama Katholik, Kristen, Islam dan Konghucu. Ada adik kami Suster Anna yang bertugas di Mentawai sebagai Biarawati dan ada Indra Effendi, Pendeta Senior. Ada kepoanakan kami yang Ustad dari Aceh. dan adik ipar, asli MinangÂ
Kemarin sempat bingung, karena Australia sudah mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 21 April malam hingga tanggal 22 April malam. Dan teman teman di WAG Â di Australia, sudah saling mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Tapi di WAG keluarga besar kami, belum ada yang mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri.
Kembali ke Judul
Setiap tahun kami merayakan 3 Hari Raya dan rumah kami Open house pada hari Natal dan Imlek serta Hari Raya Idul Fitri. Tentu saja merupakan perayaan seremonial, tanpa mengaitkan dengan agama. Dalam setiap pertemuan,tak sekalipun kami membahas masalah yang berhubungan dengan agama.
Kami berdua bersyukur, rumah kami mendapatkan kehormatan dikunjungi sanak keluarga, tetangga dan anak anak sekampung. Pada tahun pertama kami tinggal, isteri sempat sibuk mencari uang baru untuk dibagikan sebagai angpau. Masa tega, anak anak tetangga datang mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri dan kami jawab bahwa kami tidak merayakan Hari Raya Idul Fitri? Boleh jadi tetangga menyaksikan, setiap Ramadan, rumah kami jadi tempat Babuko Basamo, maka mereka yakin kami juga beragama Islam.
Maka sejak itu, tahun tahun berikutnya, saat lebaran tiba, isteri saya sudah sibuk ke bank menukarkan segepok uang baru. Mendapatkan kesempatan untuk berbagi kasih sayang kepada anak anak sekampung,sungguh menghadirkan rasa syukur yang mendalam bagi kami berdua.
Menyaksikan betapa gembira anak anak Tetangga sakampuang mendapatkan angpau dari isteri tercinta, sungguh terasa sangat menyejukkan hati. Bagi mereka angpau tersebut sangat berarti.
Akhir kata, kami ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin