dokumentasi pribadi
Dalam setiap harta terdapat hak orang lain (Bukan kata saya )
Walaupun saya non Muslim,tapi bukan termasuk tipe yang fanatik . Setiap Bulan Suci Ramadan ,dulu saya sering dengar Kotbah Subuh . Salah satu pesan yang  masuk kerelung hati terdalam adalah :"Dalam setiap hartamu,ada hak orang lain" Ini bukan kalimat saya,tapi saya tidak tahu siapa yang memiliki hak patent untuk kalimat ini. Agar jangan sampai disebut plagiat ,kalimat orang lain,maka saya cantumkan :"bukan kalimat saya"
Saya sering kali melakukan contemplasi diri,apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan kalimat ini? Saya mencoba memaknainya sesuai suara hati ,yakni :"Saat kita sibuk membahas,mie instant itu sehat atau tidak bagi kesehatan ? Atau menu apalagi untuk acara babuko basamo? Atau mungkin:"Mau makan ke restaurant mana ya? Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda ? atau mungkin Chines restaurant? Masakan Korea?  Jangan lupa,bahwa diluar sana ada jutaan  orang yang sedang menambahkan sebungkus mie instant.
Jutaan orang yang sama sekali tidak sempat memikirkan ,makanan mana yang enak ,tinggi kolesterol atau enak tidak enaknya. Bagi mereka,asal ada makanan saja ,ya sudah disyukuri. Kami tahu persis ,apa namanya kelaparan. Karena sudah merasakannya selama tujuh tahun dalam perjalanan hidup kami.
Balas Dendam Dengan Sesering Mungkin Undang Orang Babuko Basamo
Rasa sakit hati,karena selama kami hidup menderita,sangat minim perhatian,bahkan dari orang yang sering bercerita tentang kasih terhadap sesama,telah menimbulkan luka mendalam yang menganga dalam jiwa .Betapa dalam kemskinan dan kemelaratan,orang menengok kami bagaikan seonggok sampah. Â Maka saat kami menemukan titik balik dalam kehidupan. .Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,kami lakukan" balas dendam" .Yakni dengan menjadi Sinterklas bagi semua orang.
Mulai dari mengundang orang untuk Babuko Basamo, makan siang bersama,makan malalm bersama ,dengan siapa saja dan dimana saja. Mungkin cara yang tidak tepat,tetapi setidaknya,kami sudah mengaplikasikan pesan :"Dalam hartamu ,ada hak orang lain "Walaupun mungkin cara dan gaya yang tidak pas. Tetapi setidaknya,kami mencoba untuk jangan rakus ,semuanya mau dimakan sendiri ,Sekurang kurangnya ,kami memberikan contoh teladan kepada anak  cucu dan cicit cicit kami,bahwa keindahah hidup tidak tergantung pada seberapa banyaknya harta yang dimiliki,tetapi seberapa banyak orang lain,yang ikut merasakan secuil kegembiraan hidup dari harta yang ada pada kami.
Hanya sebuah renungan kecil,sebagai refleksi diri pribadi.bukan dalam konteks menggurui siapapun
Tjiptadinata Effendi