Fatima, di Usia 27 Tahun Jadi Senator di Western Australia
Tadi siang, saat saya memeriksa kotak pos di kediaman kami  di Burns Beach, disamping surat surat dari Bank ,ada sebuah gambar seorang wanita Muslim dengan memakai Hijab.
Setelah saya baca, ternyata  wanita ini bernama Fatima dan berasal dari Afganistan. Biasanya, kalau menerima surat surat mengenai  partai manapun, saya sama sekali tidak berminat untuk membacanya. Karena sejak dari sononya, saya tidak suka politik. Dulu saya pernah menjadi anggota partai Politik, tapi kapok dan bertobat.Â
Tapi menyaksikan gambar ini dan membaca berita singkat, mungkin dapat merupakan sebuah kabar gembira bagi yang sedang menjalani ibadah puasa. Karena untuk pertama kalinya, seorang wanita Muslim dalam usia 27 tahun, lengkap dengan Hijab , menjadi Senator di negeri yang mayoritas adalah Kristen
Fatima Payman ,seorang anggota Partai Buruh. Terpilih menjadi Senat  dan memulai masa jabatannya pada 1 Juli. Ia menjadi wanita Muslim berhijab pertama yang termuda di Parlemen Australia.
Latar Belakang Kehidupan Fatima
Fatima Payman lahir di Kabul, Afghanistan tahun 1995 .Melarikan diri dari Taliban ke Pakistan bersama keluarganya ketika dia berusia lima tahun. Ayahnya tiba di Australia dengan kapal pada tahun 1999 dan menghabiskan waktu di tahanan imigrasi.Setelah itu bekerja sebagai satpam, juru masak, dan sopir taksi, sehingga mampu mensponsori migrasi istri dan keempat anaknya.Â
Anggota keluarga lainnya tiba di Australia pada tahun 2003, ketika Fatima berusia delapan tahun Menetap di Perth. Begitu sampai di Australia, ibunya memulai bisnis dengan memberikan pelajaran mengemudi. Pada tahun 2018, ayahnya meninggal karena leukemia. Ini adalah titik balik dalam hidup Fatima  yang termotivasi oleh perjuangan ayahandanya almarhum. Seorang pekerja keras dan jujur. Kini Fatima sukses membalikkan keadaan. Dari anak seorang pengungsi, menjadi sosok pemimpin muda di rantau orang.Suatu hal yang sangat pantas dijadikan contoh teladan.
Fatima ,yang  penuh percaya diri, tetap mengenakan Hijab, ternyata sama sekali bukanlah halangan baginya untuk meraih cita citanya. Hal ini sekaligus menepis anggapan ,bahwa wanita Muslim yang mengenakan Hijab mendapatkan perlakuan diskriminasi. Buktinya adalah Fatima, yang merupakan saksi hidup, bahwa dalam  meraih cita cita hidup di  negeri orang. Wanita muda ini telah memberikan pelajaran berharga kepada dunia, bahwa untuk meraih cita cita hidup,tidak harus menanggalkan artribut keagamaan yang menjadi bagian dari Ibadah, sesuai ajaran  iman. Ia mampu menjaga marwah diri sebagai seorang wanita Muslim.