Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sapaan yang Menyejukkan Hati

3 Maret 2023   09:12 Diperbarui: 3 Maret 2023   09:24 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi dokumentasi pribadi Tjiptadinata Effendi 

Bagaikan Seteguk Air di Padang Pasir 

Merujuk pada berbagai peristiwa hidup yang sering dialami dalam lingkungan di mana kita bertempat tinggal, tentu saja sangat beragam. Ada kejadian yang menjengkelkan, tapi ada juga peristiwa kecil yang mampu menghadirkan secercah keceriaan dalam hati. Sebagai contoh aktual dalam hal bertetangga. Ada tetangga yang menyapa dengan sangat santun, "Selamat pagi bapak dan ibu, apa kabar nih?" Sapaan yang sangat sederhana dan sama sekali tidak ada kesan dibuat buat, tapi sangat menyentuh hati. 

Maka kita pun dengan senang hati akan membalas sapaan "Selamat pagi juga mbak, kabar baik  Mau ngantar anak kesekolah ya mbak? Hati-hati ya mbak" Dan masih dijawab " Baik, bapak ibu, terima kasih, permisi".

Hanya percakapan sangat sederhana, tapi telah menghadirkan secercah kesejukan dalam hati masing masing.

Tapi bila ada tetangga, yang menyapa "Mau ke mana kalian nih?" "Duk"  ulu hati kita bagaikan tersodok dan reaksi spontan timbul :"Nggak ke mana-mana."

Sama sekali tidak ada keinginan hati untuk melanjutkan komunikasi dengan orang yang telah menyapa dengan cara demikian.

Salah Satu Contoh Sapaan Yang Menyejukkan Hati 


MEMBAYANGKAN MASUK SEKOLAH PUKUL 5 PAGI

Belum lama ini Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengusulkan agar jam masuk sekolah setingkat SMA di NTT dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA. Bagaimana tanggapan Kompasianer mengenai aturan yang diberlakukan di NTT ini? 

Kita memang belum tahu apa ini efektif atau tidak, tapi apakah ini bisa diberlakukan juga di daerah lain? Apakah Kompasianer punya pengalaman masuk sekolah "terpagi"? Bagaimana rasanya? Apa yang Kompasianer rasakan ketika itu? (sumber Kompasiana.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun