Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orang yang Merasa Diri Paling Pintar, Hidupnya Kesepian

22 Februari 2023   09:28 Diperbarui: 22 Februari 2023   12:47 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kenangan di Alaska/Dokumentasi pribadi

Mengapa Bisa Terjadi Demikian?

Orang yang merasa sok pintar atau arogan cenderung sulit menerima saran atau kritik dari orang lain, dan lebih suka mengandalkan penilaian mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain, karena kurangnya keinginan untuk mendengarkan dan memahami pandangan orang lain.

Selain itu, perilaku sok pintar seringkali disebabkan oleh rasa tidak aman atau ketidakpercayaan diri yang berlebihan, sehingga memunculkan sikap meremehkan orang lain untuk memperkuat rasa superioritas mereka. Sikap ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalin hubungan yang akrab dan saling mendukung dengan orang lain, yang merupakan faktor penting untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan hidup.

Dalam banyak kasus, sikap sok pintar juga dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai tujuan hidup atau karir, karena kurangnya kemampuan untuk belajar dari kesalahan dan mengambil saran atau masukan dari orang lain. Sebaliknya, sikap rendah hati dan keterbukaan terhadap ide dan pandangan orang lain dapat membantu seseorang untuk belajar dan tumbuh, serta membangun hubungan yang positif dengan orang lain, yang merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan dan keberhasilan hidup.

Terjerumus Dalam Kesuksesan Semu

Kesuksesan semu adalah keadaan di mana seseorang merasa sukses dan dihormati oleh orang lain, tetapi sebenarnya keberhasilan tersebut didasarkan pada pencapaian yang tidak substansial atau tidak berarti. Dalam ilmu psikologi, kesuksesan semu bisa dijelaskan melalui konsep "self-enhancement bias", yaitu kecenderungan seseorang untuk memandang dirinya secara lebih positif daripada yang sebenarnya.

Dalam hal ini, seseorang mungkin merasa sukses karena mendapatkan pujian, pengakuan, atau penghargaan dari orang lain, tetapi tidak karena prestasi yang substansial atau sesuai dengan kemampuan dan usahanya. Sebagai contoh, seseorang yang terkenal karena menjadi selebritas internet atau influencer mungkin merasa sukses karena memiliki banyak pengikut dan penggemar, tetapi tidak karena prestasi akademik, karir, atau kontribusi nyata pada masyarakat.

Namun, kesuksesan semu ini pada akhirnya tidak memuaskan dan dapat menimbulkan perasaan kosong, tidak berarti, dan bahkan depresi. Orang yang merasa terlena dalam kesuksesan semu cenderung kurang mampu menghadapi kritik atau kegagalan, karena kepercayaan dirinya lebih bergantung pada pengakuan dari orang lain daripada pencapaian yang sebenarnya.

Oleh karena itu, penting untuk menghargai pencapaian yang sesuai dengan usaha dan kemampuan, serta memperkuat rasa percaya diri dari dalam diri sendiri, bukan bergantung pada pengakuan atau pujian dari orang lain semata. Dengan cara ini, seseorang dapat meraih kesuksesan yang substansial dan merasa puas dengan dirinya sendiri secara jangka panjang.

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dalam berkelana berkeliling nusantara dan mengunjungi lebih dari seratus kota. Berbicara dan bergaul dengan beragam komunitas. Semoga ada manfaatnya,agar menjaga jangan sampai terjerumus pada kesuksesan semu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun