Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepercayaan yang Berlebihan Mengundang Godaan

31 Januari 2023   20:26 Diperbarui: 31 Januari 2023   20:33 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: medan.tribun. news.com

Berbagi Pengalaman Pribadi Semasa Kerja

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, setelah usaha dagang antar kota gagal total dan seluruh modal ludas ,ditambah utang pada tante kami di Medan,menumpuk.Maka demi untuk tidak menjadi beban bagi tante , kami bertekad untuk kerja Syukur ada teman sesama orang Padang,yang dulu berkantor di Jalan Irian Jaya di Medan,mau membantu . Kami berdua masuk kerja pada perusahaan PT PIKANI di desa Petumbak,Deli Serdang,sekitar 35 kilometer dari pusat kota Medan. Isteri saya bertugas di kantor dan saya bertugas di bagian produksi.  Kami tinggal di pemondokan buruh,yang hanya terdiri dari satu kamar tidur dan tempat tidur terbuat dari papan yang diberikan kasur seadanya. Tidak ada ruang tamu dan tidak ada dapur khusus. Kami memasak di emperan pemondokan dan untuk mandi dan ke toilet ,harus jalan kaki sekitar 100 meteran dari pemondokan kami.  Yang lokasinya di pinggir hutan ,berdampingan dengan Pabrik  karet,dimana saya kerja sebagai buruh disana .

Bila hujan turun di makam no hari dan kami kebelet mau ke toilet,maka hanya dengan menggunakan plastik bekas,kami jalan ke toilet untuk para buruh. Kamar mandi terbuat dari seng bekas ,setinggi dada, Jadi kalau wanita mandi ,harus jongkok agar tidak menampilkan bagian tubuh terlarang. Air untuk mandi ,harus ditimba sendiri ,tidak ada bak mandi ,hanya drum bekas kosong,

Tetiba Dipromosikan

Suatu waktu ,tante kami dimana kami menumpang semasa tinggal di  kota Medan,suatu waktu berkunjung ke Pabrik ,karena saya terserang Malaria,karena tempat pemondokan kami sarang nyamuk. Bertepatan, Pemilik Pabrik adalah orang Malaysia dan kenal baik dengan suami tante kami yang juga orang Malaysia. Entah apa yang disampaikan oleh tante kami,tetiba sore itu juga,saya dipindahkan keperumahan karyawan,yang jauh lebih baik. Ada kamar mandi dan dapur tersendiri ,sehingga setelah kerja sepanjang hari,malamnya,kami masih ada ruang privasi. Hujan lebat,tidak lagi jadi momok bagi kami,bila tengah malam kebelet mau ke toilet,karena toilet dan kamar mandi ada dalam rumah . 

Sewaktu masih tinggal di pemondokan buruh,kami harus bangun jam 04,00 subuh dan antrian untuk mandi. Kalau terlambat bangun,maka antrean sudah sangat panjang, Karena ada lebih dari seratus orang buruh yang kerja di Pabrik dan tinggal di pemondokan buruh.

Begitu saya sembuh dari Malaria,langsung dipanggil menghadap Manager perusahaan Saya cemas,jangan jangan saya mau di phk,karena baru kerja beberapa bulan,sudah tempo karena terserang Malaria. Ternyata saya di promosikan untuk menjadi Juru Timbang karet yang masuk  dan sekaligus menerbitkan Bon Masuk. Sebuah kepercayaan yang luar biasa. Manager saya berbicara singkat:"Saya dapat info dari tante anda,bahwa anda dapat dipercayai. Maka saya berikan kepercayaan kepada anda sepenuhnya "

Wakil Manager Bang Yunan,bilang pada saya :"Hebat kalilah kau Aseng. Aku yang sudah kerja belasan tahun tidak boleh pegang timbangan,tapi kau baru masuk sudah dapat kepercayaan yang begitu besar ". Saya hanya bisa terdiam,karena tidak tahu mau jawaba apa?
Godaan Itupun Datang

Tidak menunggu lama, pada hari pertama saya bertugas ,menerima barang masuk,menimbang dan menerbitkan Bon Masuk. Kemudian berdasarkan Bon Masuk yang saya tanda tangani,akan dibayar oleh Kasir ,dengan harga yang sudah disepakati oleh Pemilik barang.

Saya barusan selesai menimbang karet yang dibongkar dari sebuah truk .Pemiliknya ,katakan saja Bang Tedy. Setelah mencocokkan dengan catatan pemilik karet ,yakni total barang masuk 1.427 kilogram karet . Tapi sebelum sempat saya menulis,sebuah amplop berisi sesuatu di sodorkan kepada saya. Dan  Asisten Pemilik barang berbisik:" Ini untuk kau Aseng. ,Lebih banyak dari satu tahun gaji kau. Tugas kau hanya mengganti angka 1.427 Kilogram ,menjadi 4.127 kilogram . "

Saya terdiam,jantung saya serasa mau copot . Kalau saya terima uang segepok ini,kami bisa melunaskan utang pada tante da HBOn kami bisa makan enak," Tetapi tetiba,muncul wajah ayah saya dan teringat akan pesan Ayahanda saya alm.:"Kita memang keluarga miskin,tapi kita bukan keluarga maling,mengerti !" Hal ini diucapkan ayah saya,saat di usia 9 tahun,saya kedapatan mencuri bambu tetangga untuk dibuat layangan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun