Ternyata ini sebabnya
Setiap kali ada kesempatan untuk pulang kampung,selalu kami isi dengan berbagai kegiatan . Walaupun sesungguhnya,kami ada kesemapatan untuk bersantai ria di unit apartement kami di Mediternean Boulevard di Kemayoran,sambil berenang di kolam renang yang airnya jernih ataupun menikmati mandi sauna ,tetapi hal ini tidak kami lakukan. Bahkan selama di Jakarta, kami tidak pernah berenang ataupun memanfaatkan fasilitas di apartment. Begitu juga di kampung halaman kami di Padang,tidak kami habiskan untuk bermalas malasan,melainkan kami isi dengan jadwal yang padat,yakni berbagai kegiatan sosial .
Selain dari kopdar from town to town,kami juga menyempatkan untuk mengunjungi ,sanak keluarga yang terbaring sakit.Walaupun kenyataannya,tidak semua yang mampu kami kunjungi. Â Beragam pengalaman dalam berkunjung kerumah sahabat dan kerabat yang sakit.Ada yang jelas sakit dan tidak mampu berdiri,tapi luar biasa menyambut kami dengan penuh suka cita,malahan memasakan bakcang khusus untuk kami nikmati berdua. Â Secara biologi ,kami tidak ada hubungan kekeluargaan,tapi de facto kami bagaikan sudah menjadi satu keluarga. Putri Tante adalah siswa saya semasa mengajar di SMP PIUS di Padang dan sekaligus menjadi murid private less pada isteri saya. Tapi itu cerita lebih dari setengah abad lalu. Kini ,yang namanya siswa kami,sudah jadi punya mantu dan cucu,serta tinggal di Kanada
Ada Yang Senang TerbaringÂ
Tapi ada juga yang sakit dan senang dalam posisi terbaring. Sewaktu kami datang,yang bersangkutan duduk dengan gesit .menandakan bahwa dirinya tidak dalam kondisi sakit parah. Yang mengherankan, mendengarkan pengakuan kerabat kami "yang sakit " bahwa justru dirinya merasa senang terbaring sakit. Koq bisa?
Usianya,sesungguhnya 11 tahun lebih muda dibandingkan kami. Dari segi ekonomi,keempat orang anaknya semua sudah berkeluarga. Walaupun tidak tinggal dirumah mewah,tapi rumah yang lumayan besar dan nyaman. Tapi bu Sepi (bukan nama sebenarnya) merasa hidupnya kesepian,sejak suaminya meninggal. Anak mantu sibuk sepanjang hari. Apalagi dirinya tinggal dirumah anak sulung yang sering bertugas keluar kota dan mantunya,mengajar sejak pagi dan baru pulang sore hari.
"Bayangkan Om, semuanya sibuk.dan saya tinggal sendirian dari pagi hingga malam. Malam anak mantu dan cucu pulang,mereka sibuk urusan masing masing .Anak mantu yang tinggal di kota lain,hanya singgah setahun sekali. Hidup seperti apa yang saya jalani ": kisah wanita yang berusia 60 tahun ini dengan wajah memelas.
Dan setelah saja jatuh sakit,baru anak mantu cucu,secara bergantian datang seminggu sekali, Membawa bubur ayam ,lontong kesukaan saya . Bagaikan mimpi indah dan saya tidak ingin terbangun dari mimpi ini"
Saya dan isteri hanya mampu mengomentari :"OO ya begitu ja " dan kemudian pamitan. Cuplikan kisah hidup bu Sepi ini,bukaanlah yang pertama kalinya,karena sebelumnya entah sudah berapa kali,kami temukan bahwa ada orang tua yang justru merasa senang tergolek sakit,karena mendapatkan perhatian dari anak mantu cucu
Kalau kami berdua? Amit amitlah. Kami berdua setiap hari keluyuran kemana saja. Pagi keluar rumah dan baru kembali malam hari. Setiap pagi saling bertegur sapa dengan cucu dan mantu cucu ,seerta cicit sebelum mereka berangkat kerja dan ke child care.Sedangkan dengan anak mantu ,hampir setiap minggu kami diundang makan bersama. Mau apa lagi kalau bukannya bersyukur atas karunia hidup yang diberikan Tuhan ?