Â
Sakit Sedikit Tidur Sepanjang Hari
Saat salah seorang anak kita sakit, maka sebagai orang tua, suasana hati menjadi galau. Makan mulai terasa tidak enak. Keceriaan hilang tersaput murung dari wajah kita. Kalau biasanya, berbicara hilir mudik, sejak anak sakit, bicara hanya "ya dan tidak". Mengapa? Karena ada rasa kuartir dalam pikiran. Dari pikiran turun ke hati dan dari hati menjalar ke seluruh indra.Â
Begitu juga terjadi sebaliknya. Bila orang tua kita sakit,maka hati kita ikut risau. Rasanya gimana tuh? Karena ada hubungan batin yang tidak kasat mata, antara orang tua dan anak anak. Begitu juga timbal balik. Kalau orang tua sakit,maka anak mantu cucu mulai sibuk. Memasakan bubur. menyediakan minuman dan seterusnya.Â
Bila dibiarkan berlarut, maka kondisi ini akan menjadi semacam "kecanduan" bagi sebagian orang tua. Merasa sewaktu sakit, mendapatkan perhatian yang begitu besar dan malahan terkesan dimanjakan. Kami sudah beberapa kali menemui tipe orang tua seperti ini. Hal ini kami catat sebagai sebuah pelajaran berharga, agar jangan sampai melakukannya terhadap anak cucu kami.
Selama Masih Mampu, Urus Diri Sendiri
Saya masih ingat ,sewaktu accident di tangga pesawat, berkunjung ke puteri kami di Wollongong. Tidak sampai jatuh terguling kebawah tangga pesawat. Tapi tulang rusuk saya mengalami benturan yang keras. Teramat menyakitkan. Karena merasa diri kuat, maka saya tidak ke dokter. Padahal isteri tercinta sudah bujuk bujuk saya.
Keesokan harinya saya demam tinggi. Sesak nafas dan batuk batuk. Putri kami telpon dokter. Dan dalam waktu lebih kurang 30 menit dokter datang. Memeriksa dengan teliti, serta mengukur tensi. Dokter geleng geleng kepala. Berbisik pada putri kami. Memberikan obat dan Surat rujukan ke hospital. Esok hari nya saya dibawa isteri dan putri kami ke Rumah Sakit.
Hasil rontgen mengindikasikan 75 persen paru paru saya terinfeksi. Harus rawat inap.Â
Tidak boleh ada yang menjaga, termasuk isteri. Karena dikuatirkan saya terkena tuberculosis atau tbc. Sedih banget rasanya. Di kamar isolasi saya sendirian. Kaki dan tangan ada selang infus dan selang obat. Pikiran dan hati galau. Batuk terus mengeluarkan darah. Rasanya everything is almost ended.