Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Terkandang Dunia Serasa Selebar Daun Kelor

10 Desember 2022   20:23 Diperbarui: 11 Desember 2022   04:29 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokumentasi pribadi 

Berpisah di Bali ,Bertemu Dalam Perburuan Abalone 

Seperti yang sudah pernah saya sampaikan,  pada bulan Oktober ,saya dan isteri diajak oleh putera kami Irmansyah Effendi bersama keluarga untuk berlibur selama lebih dari dua minggu di Pulau Bali. Sekaligus menghadiri undangan pernikahan dari Putra  pak Welly Iskandar dan bu Sani  . Acara yang digelar di hotel mewah ini berlangsung meriah dan sukses. Kami berdua bersyukur,karena sejak dari pagi hingga malam,ada kendaraan bersama sopir yang dipersiapkan bagi kami berdua. Kesempatan ini ,kami manfaatkan untuk mengunjungi berbagai lokasi destinasi wisata. 

Tetapi  acara yang yang paling kami rasakan adalah acara makan bersama  .Sejak dari mulai sarapan pagi,  makan siang dan makan malam . Dari satu restaurant ke  restaurant lainnya,karena diundang makan oleh sahabat putera kami ,yang juga hadir di Bali untuk berbagai keperluan,termasuk hadir dalam acara pernikaan putera pak Welly Iskandar. Kebersamaan yang dikemas dalam acara santap bersama ini sungguh merupakan sebuah kenangan indah yang tak pernah akan kami lupakan.

Seingat saya ,yang hadir pada waktu itu, selain dari kami berdua bersama anak mantu cucu serta cucu mantu dan seorang cicit,ada Sandra dan suami Haslim dari Hongkong. Ada Nancy dan Iwan serta putera mereka Markus dari Singapore, Pak Ray yang kami kenal sejak masih menjadi  GM Yayakarta Hotel bersama isteri bu Nengah .Pak Ari dan bu Arni ,pak  WK dan pak Johan bersama isteri serta pak Hendra dan bu Fita .Masih ada keluarga pak Welly Iskandar ,bu .Sani,  Kimmy  dan Lyon serta Krissan ,juga merupakan tetangga kami di Burns Beach . Silvi Sang Master of Ceremony bersama suami Dave  dan Melky bersama suami . Tentu saja ada Pak Ongko bersama isteri bu Irma. Kemudian.seperti kata peribahasa :"A time to meet a time to part" .Setelah lebih dari dua minggu menikmati hari libur yang bermakna,tiba waktunya untuk berpisah,karena masing masing akan kembali ketempat tinggalnya. Sambil bersalam salaman,kami mengucapkan :"Till we meet again"

img20221210072054-639482a34addee0b300129f2.jpg
img20221210072054-639482a34addee0b300129f2.jpg
Ternyata Hari Ini Ketemu Lagi di Burns Beach

Tadi pagi seperti biasanya,kami sudah bangun jam 05.00 pagi. Sehabis mandi,minum kopi dan sarapan . Setelah itu kami berangkat di lokasi perburuan Abalone,karena sudah janji mau ketemu dengan putra kami disana. Dari kediaman kami ,hanya butuh sekitar 2 menit berkendaraan  dan kami sudah tiba di lokasi. Ternyata disana sudah ada Kimmy,Lyon ,pak Ray dan isteri , pak Ongko serta belasan orang lainnya,yang dulu hampir setiap hari kami temui dalam acara makan bersama di Denpasar Bali. Tentu saja hal ini merupakan sebuah kegembiraan bagi kami,karena berpisah di Denpasar tapi ketemu di Burns Beach. 

Jadi kalau ada peribahasa :"Dunia tidak selebar daun kelor" , yang dapat dimaknai agar kita jangan sampai terpenjara dalam cara berpikir yang sempit,karena itu harus banyak belajar diluar "dunia "kita.

Justru kami merasakan bahwa dunia bagaikan selebar daun kelor. Karena serasa , seakan akan baru kemarin kami  berpisah dengan teman teman dari berbagai negara di Denpasar Bali, tapi hari ini kembali bertemu dalam acara berburu abalone.Padahal jarak antara Bali ,Hongkong  dan Australia membutuhkan terbang dengan pesawat selama beberapa jam. Tetapi kenyataannya ,kami bertemu hari ini dalam acara berburu Abalone

img20221210072040-burst001-cover-639482e20d6a9d3a0c7d1202.jpg
img20221210072040-burst001-cover-639482e20d6a9d3a0c7d1202.jpg
Berburu di Laut Tidak Kalah Berbahaya Dibandingkan Berburu di Hutan

Sebagai orang yang memang sejak dulu hobi berburu,maka mendapatkan kesempatan untuk berburu abalone,karena diajak oleh Putra kami,tentu saja merupakan hal yang sangat menyenangkan. Setiap orang yang ingin ikut berburu Abalone wajib memiliki Lisence. Dan tentu saja saya patuhi aturan ini. Walaupun berburu di hutan ,selalu ada bahaya yang mengintai,tetapi berburu di laut,juga tidak kalah bahayanya. Karena sebelum tiba di lokasi perburuan,ada tebing batu karang yang tajam,harus dilalui. Kalau kurang hati hati ,terpeleset sedikit saja,sudah dapat dibayangkan akibatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun