Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Philosofi Makan Bersama (Lanjutan)

8 Desember 2022   04:46 Diperbarui: 8 Desember 2022   07:14 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan  Apa Yang Dimakan Tetapi Manfaat Yang Dirasakan

Semasa anak anak masih kecil,kami menunggu hingga ketiga anak anak kami pulang dari sekolah atau kegiatan lainnya,baru kami makan malam bersama . Bahwa ada aturan bagi sebagian orang,bahwa :"Ayah yang pertama makan terlebih dulu,bagi kami hal ini tidak berlaku sama sekali " Kami baru mulai makan bersama,bila seluruh anggota keluarga sudah lengkap. Hal ini terus berlanjut,hingga ketiga putra putri kami melanjutkan study ke Amerika Serikat di kota yang berbeda. Sejak saat itu,kebiasaan makan malam ,kami lanjutkan berdua. Tidak ada istilah ,siapa lapar makan terlebih dulu,karena sudah mendarah daging sejak awal kami menikah.

Ternyata ,makan bersama ini,kami temui di Italia. Pada jam makan siang,hampir seluruh kantor tutup,agar karyawan mendapatkan kesempatan pulang kerumah masing masing,karena ditunggu makan siang bersama.  Di Australia, hal ini tidak diterapkan,karena rata rata karyawan makan siang di kantin masing masing . Bahkan malam hari juga ,jarang dapat kesempatan untuk makan bersama. Baru pada akhir pekan dan hari Minggu,seluruh keluarga berkumpul untuk family time.

Kesempatan Untuk Semakin Dekat Dengan Keluarga dan Sahabat

Salah satu manfaat makan bersama,baik antara sesama anggota keluarga,maupun dengan sahabat sahabat ,merupakan momentum yang sangat berharga ,agar dapat merawat hubungan persahabatan dan kekeluargaan. Hal ini jauh lebih bermanfaat ,ketimbang berkumpul dirumah ,tapi masing masing membawa makanan kedalam kamar .

Karena itu setiap ada kesempatan,seperti ulang tahun dan perayaan apapun,dijadikan motivasi untuk dapat makan bersama. Seperti yang sudah diceritakan,selama sebulan di Bali,kami sejak dari sarapan ,makan siang hingga makan malam ,selalu makan bersama keluarga dan sahabat sahabat. Masalah yang tampak sangat sepele,tapi sesungguhnya merupakan hal yang sangat penting dalam upaya  merawat hubungan persahabatan dan kekeluargaaan  .Karena itu ,kami berdua,kemanapun diundang makan ,bahkan hanya sekedar minum kopi,kami ikhlas menempuh perjalanan dua jam.

Diundang Makan Malam oleh Sandra

Belum lama berselang,sewaktu kami sama sama traveling ke Denpasar ,Bali, salah seorang yang mengundang kami makan malam adalah Sandra dan suaminya Haslim . Malam ini kembali kami diundang makan malam di  Japanese Restaurant  di Perth. Tapi kali  ini karena suami tercinta Haslim lagi sibuk urusan bisnis,sehingga hanya Sandra yang datang sendirian. Sementara anak anak mereka sedang melanjutkan study di Amerika Serikat. Sandra dan suami domisili di Hongkong dan baru tiba di Perth untuk suatu urusan .Tentu saja ,undangan ini kami maknai sebagai sebuah apresiasi tak ternilai. Karena seseorang tidak mungkin mau mengundang kita makan bersama,blla dalam hatinya,tidak tercantum nama kita . Berarti diundang makan bersama,dapat dimaknai bahwa diri kita disayangi oleh yang mengundang. Karena undangan ini,sama sekali tidak berhubungan dengan kepentingan bisnis apapun,apalagi masalah politik. Hanya semata mata karena rasa sayang dan persahabatan

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Selain dari kami berdua,hadir juga putera kami Irmansyah dan Luci,Ivan dan Gulce ,serta Kai ,Dea serta Angelia Ada pak Welly Iskandar bersama isteri bu Suni serta anak anak Lyon dan Krissan. Kimmy tidak datang karena kurang sehat. Restaurant Jepang yang dekorasinya unik dan menarik penuh dikunjungi penikmat masakan khas Jepang. Kami saling bercerita hilir mudik tentang berbagai topic ringan,sambil menikmati hidangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun