Menghadirkan Sejuta Rasa
Menyaksikan foto kenangan ,menghadirkan sejuta rasa .Foto foto semasa kecil,awalnya mendatangkan kegembiraan hati. Karena mengingat betapa lucunya wajah kita semasa masih pakai celana monyet .Tapi keceriaan hanya berlangsung sesaat. Begitu teringat bahwa anggota keluarga yang ada bersama kita dalam foto itu,kini hanya tersisa satu dua orang saja,maka perasaan gembira dan ceria tetiba berubah menjadi mendung dan sedih.Â
Membayangkan bahwa yang tersisa masih bersama kita di dunia ini hanya beberapa orang dari total puluhan orang, menyebabkan hati kita semakin galau dan sedih. Itulah yang saya alami setiap kali menyaksikan foto keluarga bersar kami ,semasa masih tinggal di rumah gadang. Yakni ayah dan ibu ,nenek kami dan total 11 orang bersaudara, plus adik ipar dan kakak ipar.
Begitu juga saat menemukan foto kenangan bersama sahabat lama,tentu saja menyebabkan hati kita gembira,mengingat semasa masih bersama sama hilir mudik ,bahkan berkunjung kerumah mereka. Tetapi tiba tiba sadar,bahwa diantara yang ada didalam foto,hanya tersisa kami berdua dan satu lagi mbak  Eka dari Kendari,menyebabkan kami jadi sedih.
Ada pak Gunawan dari Solo, Mas Arinto dari Yogya  dan mas Odi juga dari Yogya ,pak Tene dari Manado,yang rata rata usia mereka jauh terpaut dibawah kami. Tetapi Tuhan berkehendak lain,mereka dipanggil pulang lebih awal.Terbayang semasa kami masih kesana kemari bersama sama.Begitulah hidup ini.
Karena itu,selagi masih sama sama dapat menikmati kehidupan,alangkah eloknya,kita selalu berusaha untuk menghadirkan secuil kegembiraan pada sahabat kita,dimanapun kita berada.Â
Kenangan Menyedihkan Mengakibatkan Terjadinya Demotivasi
Sebagai contoh,sejak meninggalkan pak Tene di Manado,maka kami sudah jarang berkunjung ke sana. Karena setiap kali kami ke Manando,terbayang saat bersama sama dengan pak Tene. Akhirnya ,kami memutuskan tidak lagi ke Manado. Begitu juga dengan Solo. Masih terbayang ,saat kami bersama pak Gunawan dan isterinya bu Ina,bersama sama mengisi kendaraan dengan minuman dan makanan,yang kami bawa untuk membantu korban gempa bumi di Yogyakarta. Tetapi sejak pak Gunawan berpulang,kami masih berkunjung dua tiga kali untuk menjumpai isterinya bu Ina. Tetapi setelah itu menjadi jarang dan kemudian kami tidak pernah lagi ke Solo,walaupun komunikasi dengan bu Ina,masih terus berlanjut
Karena itu,dalam mengarungi samudra kehidupan,pedoman kami adalah ,kalau tidak bisa menyenangkan hati orang,minimal jangan menyusahkan. Kalau tidak memungkinkan meringankan beban orang,jangan memberatkan .Kalau tidak bisa menghibur,jangan membuat hati orang jadi sedih
Renungan dimalam Jumaat