Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Bali Uang Kami Tidak Laku

19 Oktober 2022   05:48 Diperbarui: 19 Oktober 2022   15:05 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketemu Orang Baik 

Kisah perjalanan hidup semasa muda yang sarat dengan penderitaan, sudah sering saya ceritakan. Bersyukur semuanya sudah kami lalui dengan selamat.

Sejak kami berdua pensiun dari semua bisnis, secara menakjubkan dimana mana kami menjumpai orang baik .

Begitu juga terjadi saat kami berdua di Denpasar Bali.  Sewaktu kami menunggu antrian panjang diruang Arrival didepan Imigrasi ,tetiba kami didatangi Petugas. Dan bilang:"Ini antrean panjang ,bapak dan ibu silakan langsung keloket yang kosong paling ujung. Dan kami berdua di antar kesana. 

Maka dengan melenggang kami berjalan ke Pintu Keluar. Seandainya harus ikut antri mungkin butuh waktu setidaknya satu jam berdiri. Ternyata ada perhatian khusus bagi warga senior, walaupun tidak tertulis di Bandara Ngurah Rai di Denpasar Bali.

Tidak Boleh Buka Dompet

Karena kami tiba sudah mendekati tengah malam, maka kami langsung diantarkan ke Ramada Encore Hotel Seminyak. Dalam waktu dan tempo sesingkat singkatnya kami berdua sudah terlelap dalam mimpi indah.

Esoknya kami di jemput dan diajak makan oleh Pak Ongko, yang adalah merupakan sahabat baik putra kami dan sekaligus tetangga kami di Australia

Diajak makan sea food fresh from the sea. Ikan Krapu dan udang bakar balado dan Kerang. Ditemani minimum Kelapa muda wuih mantap banget rasanya. Apalagi sambil menikmati pemandangan pantai yang indah memukau.

Usai bersantap , isteri saya buka dompet,tapi langsung dicegah pak Ongko:"Maaf bapak ibu selama di Denpasar adalah tamu saya."Tentu saja kami mengucapkan terima kasih untuk perhatian yang begitu besar.

Dokumentasi prbadi
Dokumentasi prbadi

Ee ternyata sore hari dijemput lagi untuk makan malam . Kali ini ke Sanur masakan khas Bali, yakni Sup Kepala ikan.

Wuih enak banget. Tapi lagi lagi menteri keuangan pribadi saya tidak boleh buka dompet. Saya bisikan ke belahan jiwa saya:"Enak ya,punya tetangga seperti pak Ongko"

 Eee saya malah dicubit oleh isteri tercinta dan bilang.:" Iiih ntar kedengaran Pak Ongko 'kan malu kita". Yang dicubit malahan senang..

img20221017120728-2-634f308a4addee6cfc5a1232.jpg
img20221017120728-2-634f308a4addee6cfc5a1232.jpg
Sebelum pulang, Pak Ongko bilang sama Pelayan rsstoran:"Tolong dibungkus ya ,nasi dan ikan " Saya pikir mungkin untuk Pak Ongko bawa pulang ke rumahnya.  Ternyata diberikan kepada kami. 

Menolak pemberian orang, dapat melukai hati orang yang memberi. Mana tega kami melukai hati orang, sedangkan melukai jari tangan saja nggak tega. . Maka kami bawa pulang nasi plus ikan..Benar kata orang:"Rezeki bisa datang dari mana saja" 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Bersyukur kepada Tuhan kami berdua di sambut dengan penuh kasih sayang. Bukan masalah dapat makan gratis, tapi perhatian yang begitu besar terhadap kami berdua.

Kami berdua beruntung selalu menjumpai sahabat baik dimana mana.

Catatan tambahan: titip Salam sayang dari belahan jiwa saya untuk semua sahabat di Kompasiana)

Semua foto dokumentasi pribadi 

Tjiptadinata Effendi dan Roselina 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun