Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Percuma Memberi, Bila Tidak Ikhlas

11 September 2022   06:54 Diperbarui: 11 September 2022   08:01 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi adobestock.com

Karena Hanya Akan Melukai Hati Orang 

Niat baik saja tidak cukup,karena niat baik yang tidak disertai dengan cara yang tepat, terkadang dapat melukai hati orang. Misalnya , membantu orang yang lagi kesusahan, tapi disertai dengan petata petiti yang seakan mau mengatur kehidupan pribadi orang yang dibantu.

Bila hal ini terjadi, maka nilai bantuan kita menjadi tak ada nilainya lagi. Apalah artinya membantu secara materi tak seberapa tapi sekaligus melukai harga diri yang bersangkutan?

Quote ini  sepintas tampak sangat sederhana,tapi sesungguhnya membutuhkan kedalaman jiwa untuk menyelami maknanya secara hakiki,sehingga mampu  mengaplikasikannya dalam setiap nafas kehidupan kita. Jangan lupa bahwa orang yang hidup dalam kondisi perih dan menanggung beban lahir batin,sangat sensitif. 

Bahkan gesture tubuh yang tidak pas,dapat memicu hatinya terluka,karena merasa diremehkan. Apalagi bilamana disertai dengan tutur kata kita yang salah tempat. 

Sebagai contoh.saat kita memberikan sesuatu pada orang yang sedang membutuhkan,tapi saat tangan kita terulur,mata kita menengok kearah lain,dapat diterjemahkan sebagai :"tidak sudi memandang wajahnya" . 

Karena itu ,perlu memberi dengan hati yang tulus. Dalam bahasa yang lebih keras :"Jangan pernah memberi,bila tidak ikhlas ".

Apalah artinya memberi sesuatu secara materi,tapi pada saat bersamaan menghujamkan belati kedalam hati orang?

Belajar Membuka Hati

Untuk dapat sampai kepada kesimpulan "giving is giving" mutlak diperlukan kita membuka hati ,terhadap penderitaan orang lain. Kalau dalam bahasa business :"Giving is receiving" Memberi adalah menerima,maka dalam hal berhubungan dengan kemanusiaan,hal ini harus di delete secara total dan diganti dengan :"giving is giving" Yang maknanya bertolak belakang dengan "Giving is receiving" 

Pengusaha ada yang mau memberi kado yang nilainya fantastis ,pada waktu pernikahan anak pejabat,dengan harapan akan mendapatkan proyek yang nilainya jauh lebih besar ,ketimbang apa yang dikeluarkannya. Hal ini sudah ada dalam kisah kuno dari negeri Tiongkok" Tidak mau keluar uang kecil,jangan berharap akan dapat uang besar ".

Tetapi dalam urusan kemanusiaan,jangan pernah membawa bawa quote yang berlaku didunia bisnis. Sebuah pemberian yang diniatkan untuk mendapatkan imbalan dalam bentuk apapun,sesungguhnya sudah kehilangan artinya sebagai sebuah pemberian dan berubah ujud menjadi :"bisnis terselubung"

Memberi dengan hati yang tulus,tidak hanya menghadirkan rasa suka  cita dalam hati yang menerima,tapi juga menghindarkan diri kita dari rasa kekecewaan,seandainya orang yang pernah kita tolong,kelak kalau hidupnya berubah dan jadi kaya ,melupakan kita,sama sekali tidak masalah bagi diri kita. 

Tapi kalau kita memberi sesuatu ,dengan menempatkannya sebagai "inventaris" bahwa suatu waktu pemberian kita akan dibalas dengan berlipat ganda,maka lebih baik jangan pernah memberi. Atau  dalam kalimat lain: Jangan pernah memberi,bila hati kita tidak ikhlas "

Renungan kecil di hari Minggu pagi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun