Agar Jangan Sampai  Jadi Mimpi Abadi
Pernahkan para sahabat Kompasianers mendengarkan peribahasa :"Beranilah bermimpi besar,karena impianlah yang membuat manusia menjadi besar ?" Saya yakin,bukan hanya sebatas mendengarkan,tapi malahan sebagian dari kita sudah mengucapkannya berkali kali. Baik dalam upaya memotivasi diri sendiri,maupun untuk memotivasi orang lain.Â
Tetapi ,slogan akan tetap tinggal slogan ,bila tidak ada tindakan nyata untuk menjadikan impian kita menjadi kenyataan. Sebagai contoh,tengok saya slogan yang ditulis dengan huruf mencolok:" Jagalah kebersihan bersama,karena kebersihan adalah bagian dari iman" Tapi karena tidak disertai dengan ,tindakan nyata,maka slogan tersebut tak lebih hanya sebatas dekorasi jalanan .
Nah,begitulah juga dengan impian yang hanya sebatas diucapkan,tapi tidak disertai dengan langkah langkah nyata.
Kalau kembali mengulangi cuplikan pengalaman pribadi,rasanya akan menyebabkan yang membaca menjadi jenuh,karena sudah pernah dituliskan. Oleh karena itu,mari kita saksikan, bagaimana pedagang kaki lima,yang bukan hanya berani bermimpi besar,tapi berani melangkah untuk mewujudkan impiannya.Â
Salah seorang yang saya ingat adalah  Evi,sesama orang asal Padang,yang dulunya hanyalah salah seorang dari Pedagang kaki lima di Kemayoran ,dimana kami dulu bertempat tinggal. Bila sore tiba,maka ruas jalan dijadikan Pasar malam,puluhan pedagang ,baik pedagang pakaian,maupun pedagang makanan,sudah mulai memasang tenda untuk bersiap siap memajang barang dagangannya.Â
Evi hanyalah salah seorang diantara puluhan orang lainnya. Kami kenal Evi,karena kebetulan sama sama berasal dari Padang, Dan isteri saya berbelanja daster untuk pakaian tidur.
Impian Punya Kios di Pasar Tanah Abang
Bagi pedagang kaki lima yang hanya bermodalkan ratusan ribu rupiah,impian untuk memiliki Kios di Pasar Tanah Abang adalah sebuah impian yang besar.Â