Asal Tidak Gengsian
Beda negeri, beda budaya dan beda pola berpikir karena disebabkan karena kondisi hidup yang berbeda. Kalau di negeri kita sekali beli furniture  apalagi yang dibeli dengan harga mahal, maka apa yang sudah dibeli akan menjadi warisan bagi anak cucu kelak.Â
Kursi dan meja yang dibeli puluhan tahun lalu oleh kakek neneknya, masih utuh dan dimanfaatkan oleh anak  anak bahkan sampai ke cucu cucu .
Tradisi semacam ini  tidak membedakan suku dan daerah di tanah air kita, baik di pulau Sumatera maupun di Jawa dan di seluruh nusantara, seluruh perabot rumah yang dinilai masih bisa digunakan tidak ada yang mau membuangnya.Â
Bukan karena ketiadaan uang melainkan sudah mendarah daging dalam kehidupan di masyarakat kita. Silakan membuktikan sendiri ke tempat sampah. Yang ada ditimbunan sampah adalah barang rongsokan yang sudah pecah, patah, dan busuk, serta tidak lagi mungkin dapat digunakan.
Tetapi lain negeri, lain pula budayanya. Di Indonesia tidak semua orang punya rumah sendiri. Cukup banyak yang mengontrak rumah.
 Bila kontrakan selesai dan harus pindah ke rumah kontrakan baru atau pindah kerja ke kota lain, maka Penyewa wajib membersihkan seluruh rumah yang dikontrakan termasuk tidak boleh meninggalkan barang apapun. Bila dilanggar, maka akan dikenakan denda yang cukup berat.Â
Ini aturan dan hukum yang berlaku dalam dunia sewa menyewa rumah di Australia. Apalagi bila akan pindah keluar kota biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut barang bekas jauh lebih mahal ketimbang membeli yang baru. Maka jalan terbaik adalah meletakkan dihalaman rumah dan tulis "For FREE"Â
Tapi jangan pikir seperti di tanah air kita, begitu tulis for free maka dalam waktu dan tempo yang sesingkat singkatnya akan ada Pemulung yang akan membereskan semua barang.