dokumentasi pribadiÂ
Rasanya Gimana Tuh ?
Lebih dari dua tahun hidup dalam kondisi saling pakai topeng dan saling menjauhi, bukan hanya dengan para tetangga dan teman teman,tetapi juga terjadi dalam hubungan kekeluargaan, lantaran ulah si Covid . Niat hati untuk mengunjungi sanak saudara terpaksa ditunda karena saling menguatirkan. Jangan-jangan di antara keluarga yang mau dikunjungi ada yang kena Covid dan begitu sebaliknya, ada rasa waa was bagi sanak keluarga atau sahabat yang dikunjungi, jangan-jangan kita yang berkunjung terkena Covid.Â
Pesan Makanan Serasa Jadi Narapidana
Pesan makanan online. Sipir penjara ee maksudnya si Kurir yang mengantarkan makanan, hanya memencet tombol bel dan kemudian pergi meninggalkan pesanan makanan di lantai, tak ubahnya bagaikan Sipir penjara memberikan makanan kepada para narapidana. Bahkan seakan akan hal ini masih kurang, ditambahi dengan tulisan mencolok :"No Contact!", pakai tanda seru lagi. Syukur anjing dihalaman belakang,coba kalau didepan rumah,maka pesanan yang dibeli dengan harga mahal,terlebih dulu dinikmati si doggy . Masa seperti ini, bikin hati gregetan.Mau masak sendiri,bahannya ,masak iya daun pepaya setiap hari? Karena lockdown total.Â
Berpapasan dengan tetangga sebelah rumah, yang biasanya singgah satu dua menit untuk saling berkomunikasi, sejak Covid menyebabkan hubungan dengan tetangga, bak orang main pantomin. Hanya melambaikan tangan dengnn senyum kecut dan buru -buru masuk ke dalam rumah. Rasanya gimana tuh?
dokumentasi pribadiÂ
Sebulan Merasakan Hidup Kembali ke Zaman non Covid
Sungguh merupakan sebuah kebahagiaan bagi kami berdua, selama satu bulan penuh, yakni dari tanggal 28 April 2022 hingga tanggal 28 Mei 2022 merasakan hidup persis seperti di zaman Covid belum menjajah semesta. Kami dikunjungi keponakan dan cucu-cucu keponakan, makan bersama tanpa ada sekat dan jarak.