Pensiun Dari Pekerjaan Utama Bukan Berarti Duduk di Kursi GoyangÂ
Setelah anak anak diantarkan kejenjang pendidikan dan mempersiapkan agar kelak mereka mampu hidup mandiri, maka saya memutuskan untuk pensiun dari pekerjaan utama yakni bisnis kopi dan kulit manis. Karena ada impian hidup lainnya yang belum terpenuhi, yakni menjelajahi seluruh nusantara.
Karena itu jauh hari sebelum memutuskan meninggalkan dunia bisnis, saya sudah merundingkannya dengan isteri yang tidak hanya bertugas sebagai ibu rumah tangga, tapi sekaligus berperan mengelola keuangan perusahaan dan keuangan keluarga.Â
Untuk dapat mewujudkan impian menjelajahi selurun Nusantara perlu mempersiapkan beberapa hal, yakni:
- kesehatan lahir dan batinÂ
- keuangan yang memadai
- ketrampilan yang akan menjadi ujung tombak perjalanan kami,yakni tekhnik terapi bioenergiÂ
- menjalin hubungan dengan orang orang yang diyakini dapat dipercayai sebagai kontak person
- surat sura ijin untuk mengadakan acara penyembuhan,baik dari DepKes RI,maupun dari Kejaksaan dan Kepolisian
Mempersiapkan Diri Menghadapi Berbagai MasalahÂ
Setiap aksi akan menimbulkan reaksi. Karena itu kami sudah mempersiapkan mental sejak dini untuk menghadapi berbagai masalah Antara lain:
- mempersiapkan diri untuk tampil dalam dialog interaktif di berbagai Stasun RadioÂ
- mempersiapkan diri untuk tampil dialog interaktif di stasiun televisi
- menguasai hingga mendetail,tentang teknik terapi diri dengan bioenergi secara mendetail
- mempersiapkan dana bila terjadi defisitÂ
- melakukan booking tiket dan hotel sejak sedini mungkin,agar jangan sampai mengcewakan undanganÂ
- mempersiapkan wakil kami disetiap kota,sehingga setiap perserta lokakaya tidak merasa ditinggal pergi
- siap melayani pertanyaan yang dari setiap orang yang pernah ikut lokakarya
- mempersiapkan diri untuk tidak menyinggung tentang budaya dan agama orang lain
Pensiun Dari Jelajah Nusantara
Setelah impian kami menjelajahi dari Sabang hingga Merauke dan mengunjungi hampir sekitar 150 kota selama belasan tahun, akhirnya kami memutuskan untuk menyerahkan pimpinan organisasi sosial yang kami dirikan kepada putra kami Irwan Effendi.Â
Sekali lagi kami mempersiapkan diri untuk pensiun kedua kalinya. Kali ini jadwal kegiatan yang kami susun lebih fleksibel dan tidak menyangkut urusan dengan orang banyak selain dari berbagai kegiatan sosial.Â