Serta Menutup Semua Jurang Pemisah
Toleransi dapat dimaknai dengan hidup saling bertenggang rasa. Hal yang sangat mendasar untuk menyembatani berbagai perbedaan dalam hidup ini dan sekaligus menutupi semua celah dan jurang, yang dapat menciptakan jarak antara kita dengan lingkungan.Â
Ada begitu banyak contoh nyata yang dapat dijadikan pelajaran berharga, betapa orang kaya yang tidak mau bergaul dengan orang yang dianggap tidak selevel, sehingga menciptakan jarak antara keluarganya dan masyarakat disekitarnya. Â
Hidup bertoleransi bukan hanya semata mata karena beda budaya dan agama,tapi bisa saja terjadi orang yang sesuku dan seiman, tapi tidak merasa perlu hidup bertenggang rasa dengan orang orang yang dianggap secara financial tidak selevel dengan dirinya.
Belajar dari kegagalan orang lain ,sama pentingnya dengan belajar dari kesuksesanÂ
Salah seorang yang termasuk kaya di kampung halaman saya di kota Padang, selalu menjaga jarak dengan lingkungannya. Bukan hanya dengan orang yang beda suku dan beda agama,tapi semua orang yang dianggap tidak selevel dengan dirinya. Antara lain, tidak pernah mau ikut dalam berbagai kegiatan sosial, melainkan hanya membayar orang lain, untuk hadir mewakili dirinya.Â
Pada waktu itu, masih ada ronda malam, tetapi Tedi (bukan nama sebenarnya) tidak pernah sekalipun singgah di Pos Ronda, apalagi ikut ronda malam, karena merasa sudah membayar: "joki" mewakili dirinya.
Saat Meninggal Tidak Ada Yang Datang Melayat
Suatu waktu Tedy jatuh sakit. Walaupun uangnya berjibun,tapi tidak mampu memperpanjang usianya. Walaupun semua dokter specialist sudah dikerahkan untuk mengobatinya. Tedy tidak dapat menolak takdirnya. Biasanya di kota Padang,bila ada yang meninggal dunia, maka para tetangga dan sanak famili datang melayat, walaupun rumah yang meninggal berada didalam gang sempit.Â