ilustrasi; https://tr.pinterest.com/rusyena/woman-writing/
Sekaligus Menjaga Kehormatan KeluargaÂ
Sebutan "Pengangguran "sungguh tidak enak didengar . Apapun alasan yang diberikan, semisalnya : tidak ada lowongan pekerjaan atau gaji terlalu kecil dan seterusnya, tetap saja orang akan memandang sinis kepada kita. Menganggur berarti hidup atas jerih payah orang lain. Menganggur berarti mengambil hidup dari hasil keringat keluarga. Rasanya teramat menyakitkan menyandang "gelar" Penganggur . Yang malu bukan hanya satu orang tapi seluruh keluarga ikut merasakan  Bayangkan bila mendengarkan satu kalimat saja :" Suaminya Pengangguran " atau " menantunya Pengangguran "Â
Orang yang memiliki pekerjaan walaupun hasil kerja kerasnya hanya menghasilkan recehan tetap saja lebih dihargai ketimbang tidak melakukan pekerjaan apapun . Masih lebih terhormat sebutan Pengamen daripada Pengangguran .
Menjadi Penulis Seumur HidupÂ
Walaupun saya selalu mengatakan bahwa saya sudah pensiun , bahkan sudah tidak aktif lagi di  Yayasan Waskita Reiki yang saya dirikan 32 tahun , tetapi semua teman teman dan sanak family memperkenalkan saya sebagai Penulis di Kompasiana.  Dan tak seorang pun yang dapat membantah karena kenyataan nya saya masih tetap menulis
Kalau menyaksikan seorang pengemis mungkin orang masih bisa jatuh kasihan dan mengulurkan recehan  Tapi  tak seorang pun yang akan bersimpati pada seorang Pengangguran. Mendapatkan stempel sebagai Pengangguran sungguh sangat menyesakan dada . Serasa hidup kita bagaikan benalu yang menikmati hasil keringat keluarga Â
Salah satu cara terbaik mencegah agar  jangan sampai kita mendapatkan  gelar Pengangguran , maka jadilah seorang PenulisÂ
Sebuah renungan kecil di pagi indahÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H