Perubahan Paradigma Menerima Kedatangan Tamu Pasca Covid 19
Sebelum Corona menjajah dunia,secara umum mendapatkan kunjungan dari kerabat ataupun sahabat lama,sungguh merupakan sebuah kehormatan. Diawali dengan cium pipi kanan dan pipi kiri dan setelah berjam jam bernostalgia,saat tiba waktunya tamu pamitan,akan dilepas dengan pelukan dan air mata .
Tetapi itu kisah sebelum semesta dijajah Corona. Penjajahan Corona telah membuat sifat manusia berubah secara sangat significant,bahkan tidak berlebihan bila dikatakan telah terjadi perubahan paradigma kehidupan secara fundamental. Mendapatkan kunjungan dari sahabat ataupun kerabat,menyebabkan Tuan dan Nyonya rumah menjadi ketar ketir. Walaupun mencoba berbicara semanis mungkin,tapi dalam hati berdoa :"Semoga tamu cepat pulang " Apalagi bila tamu yang datang,mulai batuk batuk dan bersin bersin,sambil bilang begini:"Hmm kami sekeluarga belum divaksin ,kuatir jangan jangan kami kena covid "Â
Nah,walaupun diucapkan sambil bercanda,tapi bagi Tuan dan Nyonya rumah,kalimat ini bagaikan bunyi petir disiang bolong. Tapi untuk menutupi kegugupan,Tuan dan Nyonya rumah  mencoba untuk ikut bercanda dan tersenyum. Padahal senyumnya sangat mirip dengan monyet termakan cabe rawit.
Tamu Pulang Keluarga DemamÂ
Celakanya,setelah para tamu pamitan,maka salah seorang anggota keluarga mulai batuk batuk dan yang lainnya demam serta tenggorokan terasa kering. Semua saling berpandangan dan tetiba seakan koor ,saling berteriak :"Kita kena covid" Â Tulisan ini ,dikemas dalam bentuk humor ,tapi sesungguhnya esensialnya sungguh sungguh terjadi diera Pandemi ini. Bukan tuan dan nyonya rumah yang kuatir menerima tamu,sebaliknya sahabat dan sanak keluarga,walaupun datang dari jauh,tidak berani berkunjung bila tidak diundang. Karena bilamana sampai terjadi,setelah dikunjungi sahabat lama atau sanak keluarga yang sudah bertahun tahun tidak bertemu,keluarga yang tadinya sehat ,tetiba tertular covid yang secara tanpa sengaja dibawa oleh tamu yang berkunjung . Dan bila hal ini terjadi, Â maka lahirlah ucapan :"Bukan perpisahan yang kutangisi,melainkan pertemuanlah yang kusesali"
Saling Menyalahkan Dalam KeluargaÂ
Walaupun tidak aktif di WAG tetapi saya sering memonitor,bila ada berita penting,saya baru ikut mengomentari ,misalnya ucapan :"Selamat ulang tahun" atau" semoga cepat sembuh" . Salah satu komentar yang sangat menusuk hati adalah :"Dikunjungi  keponakan,malahan kami sekeluarga terpapar covid " Walaupun sama sekali tidak ada hubungannya dengan saya secara pribadi,tapi dapat merasakan betapa sedihnya bila yang bersangkutan membaca komentar semacam ini.Â
Inilah salah satu bukti,bahwa Covid 19 tidak hanya merusak kesehatan manusia,tapi juga menghancurkan nilai nilai kekeluargaan ,yang selama puluhan tahun dirawat dengan baik. Kalau dulu,mendapatkan kunjungan adalah sebuah penghargaan,tapi kini dianggap membawa petaka" Menyedihkan banget!". Padahal kalau mau berpikiran jernih,siapa sih yang ingin sakit ? Atau siapa yang ingin menularkan penyakit pada keluarganya ?"Â
Tapi Covid 19 tampaknya sudah sukses memupus habis rasa persahabatan dan kekeluargaan yang selama ini menjadi momentum yang sangat berharga,malahan kini berubah menjadi sebuah kutukan. Benar ,orang mengutuki pertemuan ! Semoga keluarga kita jangan sampai terkontaminasi dengan prilaku semacam ini .
Tjiptadinata Effendi