Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dulu Kami Bertanya Apa Dosa Kami Ya Tuhan?

5 Maret 2022   05:06 Diperbarui: 5 Maret 2022   07:39 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Kini Setiap Saat Kami Ucapkan :"Praise the Lord "

Tetiba saja pagi ini saya terbayang dikala kami hidup merangkak dalam lumpur kehidupan . Dalam setiap doa  yang sarat genangan air mata  selalu kami tanya :" Ya Tuhan, apa dosa kami sehingga kami harus menjalani hidup seperti ini? Kalau memang kami harus menanggung beban dosa kami biarlah kami berdua saja yang menjalani. Kasihanilah putera kami . Jangan biarkan ia ikut menanggung beban ini " Selama 7 tahun kami hidup dalam lembqh  kesedihan dan keperihan hati Merasakan bagaimana menjadi orang terbuang yang tidak dilirik orang. Sahabat dan kerabat menjauh . Seperti kata peribahasa :" Ketika anda menangis maka menangislah seorang diri "  untuk sebungkus nasi ramas saya  dengan menghiba memohon :" Ko San Tung boleh hutang  1 bungkus nasi ramas lagi ? Minggu depan isteri gajian sekalian saya lunaskan 2 bungkus yang belum bayar " Syukurlah Koh San  Tung berbaik hati . Pengalaman yang tidak pernah akan terlupakan .

Tetapi syukur kami cepat sadar bahwa meratapi nasib tak akan mengubah apapun. Dan mulai bangun dan kerja keras  serta tak lupa berdoa . Kami sadar nasib ada ditangan kami Seperti  kata peribahasa "Your destiny is in your hands "

Semua Akan Indah Pada Waktunya

Kami berdua bersyukur dapat melalui semuanya dengan selamat dan putera kami sembuh . Berkat rahmat Tuhan dan kerja keras siang malam , akhirnya nasib kami berubah . 

Baru kami sadar akan makna :" Semuanya akan indah pada waktunya " Sejak itu setiap saat selalu kami ucapkan dari lubuk hati terdalam :" Puji Tuhan untuk kasih karuniaMu " Setiap pagi begitu membuka mata maka kalimaf pertama yang kami ucapkan;" Praise the Lord I still alive " Terima kasih Tuhan untuk hari yang indah ini . " 

Terima kasih sudah merahmati kami dengan kesehatan lahir batin ,sehingga kami dapat menikmati hidup dan  mengisi hari hari kami dengan hal yang bermanfaat. Agar hidup kami dapat menjadi berkat bagi sesama . Jadi ingat pesan :"The beauty of life not depepend on how happy my life but how happy the others cause of me"  Bahwa sebaik baiknya orang,adalah orang yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain. Hal yang menjadi prinsip hidup kami dalam menjalani hari hari kami

Sebuah renungan di awal musim gugur di Western Australia 

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun