Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

107 Kompasianers Ikut Berbagi Angpau

2 Februari 2022   09:22 Diperbarui: 2 Februari 2022   09:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi /kemiskinan

Semuanya Diawali Dengan Niat

Gerakan :"Berbagi Angpau Rp.10.000--" ternyata mendapatkan sambutan hangat dari para sahabat Kompasianers. Hal ini terbukti dengan 107 orang Kompasianers dari dengan ikhlas meluangkan waktu yang berharga untuk "Klik" dalam tulisan yang  berjudul " Satu Klik Anda Bernilai Rp.10.000.-- Tulisan tersebut bukan humor ataupun salah satu bentuk mencari popularitas diri,karena sebagai seorang Penulis di Kompasiana,saya sudah mendapatkan tempat terhomat sebagai :"Maestro" .Hal ini menjadi  bukti,bahwa tulisan tersebut semata mata ingin mengajak semua orang untuk ikut berperan serta mengawali hari dengan niat untuk berbagi.

Seperti kata peribahasa :"All the miracles begin in the mind" maka begitu juga,semua yang terjadi ,berawal dari niat .Orang tidak mungkin tiba tiba saja menjadi orang baik atau orang jahat. Pasti ada proses menuju kesana. Dan proses ini diawali dengan niat baik dari lubuk hati terdalam. Dengan mengajak sahabat Kompasianers tanpa membedakan masalah peringkat di Kompasiana,tujuannya hanya satu,yakni agar gerakan kecil ini ,akan mampu menginspirasi banyak orang,untuk melakukan aksi aksi sosial sesuai dengan gaya dan cara masing masing

miskin-b-9-61f9e8a4bb4486684a557ff2.jpg
miskin-b-9-61f9e8a4bb4486684a557ff2.jpg
dokumentasi pribadi

Bagi Kita Uang Rp.10.000.- sama sekali tak berarti apapun

Bagi kita uang senilai Rp.10.000 dizaman kini,mungkin tidak berarti apa apa. Paling hanya dapat membeli semangkuk bakso ,tetapi bagi mereka yang hidup dalam tenda tenda seperti gambar diatas,selembar uang Rp.10.000 akan dapat menghadirkan secercah senyum .Setidaknya mereka merasa,masih ada orang yang peduli akan nasib mereka. 

Dulu sewaktu masih di Jakarta,kami sering menyempatkan singgah menengok secara langsung kehidupan saudara saudara kita dibawah kolong jembatan.  Yang harus hidup beralaskan kardus bekas dan bertendakan plastik bekas dari tempat sampah. Membawakan mereka satu kardus mie instant yang nilainya sekitar 100 ribuan,bagi mereka sungguh bagaikan santapan surgawi 

Kami juga pernah lakukan hal ini di NTT .Hanya berjarak 20 kilometer dari Kupang,ternyata masih ada yang hidup beratapkan daun dan beralaskan tanah,serta karung goni bekas. Menyaksikan semuanya ini,semakin melambungkan rasa syukur,betapa kita  dimanjakan Tuhan dengan hidup berkecukupan. Sekaligus menggugah rasa kemanusiaan kita yang mungkin sudah tergerus kesibukan

Sekali lagi terima kasih kepada semua sahabat Kompasianers yang telah mendukung gerakan ini. Seluruh dana ,sudah ditransferkan kepada Bendahara Inspirasiana ananda Siska Dewi .untuk dibagikan kepada mereka yang hidup berkekurangan

Tjiptasinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun