Walaupun semua orang di komplek Wisma indah, tahu bahwa kami berdua adalah non Muslim, tapi setiap Hari Raya, anak anak sekampung datang berbondong bondong ke rumah kami dan mengucapkan: "Selamat Hari Raya" Mana tega kami mengatakan: "Maaf ya, kami tidak merayakan Idul Fitri?"Â
Karena itu, isteri saya setiap tahun, ke Bank untuk menukarkan uang kertas baru, untuk dibagi bagikan kepada semua anak anak, tanpa ada yang dikecualikan.
Impian Kami Sudah Jadi Kenyataan
Sementara itu, anak kami sudah 3 orang. Hidup berubah total. Kalau dulu ,hanya untuk makan sebungkus nasi rames, tidak jarang kami harus berutang, setelah jadi pengusaha, hanya untuk mengajak anak anak makan sate Mak Syukur, pada hari Sabtu kami berlibur keluar kota dan terkadang menginap di Maninjau atau di Bukittinggi.Â
Kelak, anak Pertama kami melanjutkan studi di California State University dan putra kami ke Sacramento.sementara itu menyusul puteri kami melanjutkan studi di Michigan. Impian untuk mengubah nasib dan memiliki rumah permanent, serta membiayai anak anak study di luar negeri, sudah menjadi kenyataan.Â
Impian Selanjutnya
- Impian kami selanjutnya adalah:Â
- mengunjungi 5 benua di duniaÂ
- the seventh wonders of the worldÂ
- menjelajahi seluruh Nusantara
Setelah tugas kami sebagai orang tua, selesai kami tuntaskan, maka impian selanjutnya adalah menikmati hidup dengan mengunjuni berbagai negara yang tersebar di 5 benua. Serta mengunjungi the Seventh Wonders of the World dan jelajah seluruh Nusantara. Dan secara menakjubkan seluruh impian kami telah terwujud.Â
Hal ini semakin menghadirkan dalam diri kami, bahwa: "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, bila kita mau berusaha dan kerja keras serta pantang menyerah.
Hal yang mutlak perlu diperhatikan adalah:
fokusÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!