Mari Sama sama Kita Bedah Kehidupan
Saya sama sekali tidak memiliki latar belakang Ilmu Bedah Kedokteran ,bahkan tidak dapat menulis istilah kedokterannya secara tepat,walaupun dalam perjalanan hidup,pernah empat kali dibedah oleh dokter specialis bedah. Tapi tulisan ini tak hendak membahas tentang ilmu bedah secara phisik,melainkan membedah organ organ kehidupan ,untuk mencari tahu,mengapa banyak nasib Sang Motivator Ulung yang bukan hanya tidak sesuai dengan apa yang ditampilkan saat berada diatas panggung,bahkan bertolak belakangÂ
Sosok yang dulunya merupakan sosok Motivator Ulung,yang setiap kali tampil diatas pentas,mendapatkan standing applaus yang luar biasa . Semua orang terkagum kagum ,sehingga setiap patah kata yang keluar dari mulutnya,dijadikan semacam Quote dan dengan rasa bangga dipajang diruang tamu,bahkan diruang mewah berbagai kantor .
Orang Tidak Mampu Berpura Pura Dalam Segala Hal
Mungkin ada orang yang begitu piawai untuk menyembunyikan tentang siapa dirinya sesungguhnya,sehingga yang tertanam dibenak setiap pengaggumnya adalah dirinya yang super dan gegap gempita .Tetapi tidak ada yang mampu menyembunyikan sifat aslinya secara sempurna. Suatu waktu entah karena apa,maka topengnya terbuka dan tampaklah wajah aslinya.
Akibatnya,seluruh :"kata kata mutiara" yang berhasil dijadikan pencitraan diri,yang selama ini tergantung dengan megah diberbagai kantor bergengsi,sejak saat topengnya terbuka,dibuang kedalam tong sampah. Sejak saat itu ,jangankan standing applaus,tepuk tangan yang gegap gempita,melihat wajahnya saja orang jadi muak. Kita tidak perlu menambah lagi hukumannya,dengan menyebutkan nama nama Sang Motivator yang tumbang,tapi alangkah eloknya kita mau membuka hati untuk belajar memetik hikmah dari pengalaman pahit orang lain. Karena hidup itu adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir
Kesalahan Fatal adalah Tidak Jujur Pada Diri Sendiri
Walaupun saya tidak mendapatkan gelar sebagai :"guru kehidupan" tapi saya sudah menerapkan gaya hidup ,sebagai :"Orang Cina Jualan Makanan " Kualinya dipajang didepan dan dari sejak mulai memasak,serta apa saja yang dijadikan bahan masakan,semua orang dapat menyaksikan secara transparan.
Semua orang tahu,bahwa saya adalah anak seorang Kusir Bendi dan pernah menjadi Penjual Kelapa Parut selama bertahun tahun dan tinggal di kedai kumuh,yang bernama Pasar Tanah Kongsi. Sehingga siapapun yang mencoba menelusuri kehidupan masa lalu saya,akan menemukan hal yang sama,seperti yang selalu saya bukakan,Saya tidak gengsi menceritakan,bahwa saya pernah bangkrut ,sehingga isteri saya jadi sopir antar jemput selama hampir dua tahun ,Juga tidak malu menceritakan bahwa demi sebungkus nasi rames,saya berhutang pada Ko San Tung yang jualan nasi di depan bioskop Purnama di Padang.Juga tidak malu menceritakan bahwa demi mengobati anak yang sakit,ikhlas menjual cincin kawin
Hingga usia jelang ke angka 79 ,saya masih terus belajar, sesuai dengan pesan :"Belajarlah sejak dari buaian hingga keliang lahat"