Air Membiru dan Pasir Putih Menghadirkan Pesona Bagi Yang BerkunjungÂ
Pagi tadi, ada pesan masuk. Kami diajak untuk ke Yanchep Lagoon yang terkenal sebagai sepotong taman firdaus di padang pasir gersang. Kami belum pernah ke lokasi ini, maka tentu saja ajakan dari putera kami langsung kami iyakan.Â
Dari kediaman kami di Burns Beach, dengan mengandalkan GPS, saya mengemudikan Nissan X Trail hadiah dari putera kami menuju ke Lokasi. Sepanjang jalan kami menyaksikan bangunan komplek perumahan baru yang tampak merupakan perumahan elit. Rumah-rumah yang dibangun berdekatan dengan pantai, harganya tidak ada yang dibawah 1 juta dolar. Karena rata rata orang Australia adalah penyuka pantai, karena mereka hobi berenang  dan berjemur di bawah sinar mentari.
Sekitar 25 menit berkendaraan, kami sudah tiba di lokasi dan mencari tempat parkir. Â Tidak ada penjualan tiket untuk masuk sehingga siapa saja boleh keluar masuk secara bebas. Dan yang lebih menggembirakan, tempat parkir yang lapang dan gratis. Â Ada toilet untuk umum yang sangat rapi dan apik walaupun semua toilet di Australia tidak ada yang bayar. Setelah parkir, kami berjalan menuju ke pantai.Â
Ternyata memang luar biasa indahnya. Selama ini bagi kami pantai di Burns Beach yang hanya berjarak sekitar 200 meteran dari kediaman kami sudah terasa sangat indah dan bersih. Tetapi Yanchep Lagoon ini memang luar biasa. Pasirnya sungguh putih bersih dan air yang membiru. Seandainya saya seorang penulis Puisi, mungkin saya akan duduk sepanjang hari menulis puisi di sini.Â
Tak  ada sepotong sampah yang terserak di pasir. Tampak beberapa orang menenteng kelengkapan untuk snorkling. Dan dari kejauhan tampak sudah puluhan orang menikmati sejuknya air yang membiru di musim panas yang ganas ini. Yang merupakan yang paling ekstrim dalam sejarah, yakni di beberapa tempat mencapai 53 derajat Celsius.Â
Sesungguhnya di bagasi kendaraan saya sudah siapkan alat pancing, tetapi kata putra kami, karena banyak orang lagi berenang, maka dilarang memancing. Putera kami yang sudah lebih dulu tiba sudah dapat satu ekor ikan, tapi karena dilarang, maka tidak melanjutkan untuk memancing.Â
Mendapatkan kesempatan untuk menikmati keindahan alam yang begitu luar biasa semakin lengkap rasanya dengan sapaan hangat yang kami dapatkan setiap kali berpapasan dengan sesama pengunjung. Padahal kami sama sekali tidak saling mengenal.