Hingga Juli 2021 Hanya Mencapai 3,11 Persen
Hingga Juli 2021, tingkat penetrasi asuransi mencapai 3,11 persen, meningkat dari akhir tahun 2020 yang hanya 2,92 persen.
 Klik untuk baca: https://money.kompas.com
Begitu banyak alasan  mengapa orang Indonesia hanya sekitar 3 Persen yang memiliki Polis Asuransi. Dengan berbagai  alasan .
Antara lain:
- tidak paham manfaatnya
- susah bayarnya,lebih susah lagi klaimnyaÂ
- banyak perusahaan asuransi yang bangkrut
- lebih baik menabung sendiri ,ketimbang masuk asuransi
- repot masuk asuransi
- untuk biaya hidup saja sudah susah,apalagi mau masuk asuransi
- Sulit memastikan mana asuransi yang benar dan mana yang abai abaiÂ
- Sewaktu ajak masuk ,manis luar biasaÂ
- Tapi saat klaim kayak mengemisÂ
- dan seterusnyaÂ
Alasan ini saya sebutkan sebagai alasan klise,karena sejak 25 tahun lalu,semasa isteri saya masih aktif bekerja sebagai Supervisor di bidang Financial Planning di salah satu perusahaan asuransi terkenal, alasan tersebut sudah sangat sering saya dengarkan. Â Dan terbukti memang ada asuransi yang bangkrut .
Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya masing masing. Dan kita sama sekali tidak berhak mengintervensi hak orang,apalagi sampai memaksa maksa walaupun masih ada hubugan kekeluargaan.Â
Saya dan isteri masuk asuransi di usia 55 tahun dengan cara pembayaran premi setiap 6 bulan dengan masa kontrak 5 tahun. Masing masing sudah kami lunasi sewaktu masih berusia 60 tahun.Â
Asuransi Dapat Dianalogikan Sebagai ListrikÂ
Kita baru ingat PLN bila lampu listrik padam. Apalagi hingga sepanjang hari tidak dapat berbuat apa apa ,karena ketiadaan listrik. Mau masak,rice cooker tidak bisa dinyalakan,mau mandi listerik padam,maka pompa air tidak bekerja.Â
Mau ngopi,ee mana mungkin bisa bikin kopi dari air sumur? Â Lagi kepanasan ,buru buru buka kulkas ..ee ternyata es sudah mencair,karena aliran listrik padam sepanjang hari. .Baru pada saat itulah orang sadar ,bahwa mereka butuh PLN ,agar listerik dapat menyala kembali.Â