Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tahun 60-an, Jurusan Sastra Dianggap "Daripada Tidak Sekolah"

28 Desember 2021   20:26 Diperbarui: 28 Desember 2021   20:49 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sma don bosco padang Ilustrasi: diknas.padang.org

Seandainya saya tetap melanjutkan ke SMA Adabiah,maka kisah hidup saya tentu akan berbeda total. Saya tidak akan pernah bertemu dengan gadis yang bernama Helena .Syukurlah ,Tuhan memberikan jalan disaat saat terakhir dan saya resmi jadi siswa Don Bosco. 

Walaupun masih ada perkataan sinis :"Aduh,mengapa masuk jurusan A ? Itu kan jurusan Sastra,mau jadi apa kalau sudah lulus ? Mau jadi tukang baca puisi? " Tapi akhirnya saya berhasil membuktikan bahwa "Jurusan A atau jurusan Sastera bukanlah orang orang terbuang .Selama menjadi Siswa Don Bosco ,jabatan disekolah adalah :

  1. Ketua kelas 
  2. Pemain Standen
  3. Wakil Ketua Ikatan Siswa Don Bosco  priode 1962 -1963
  4. Pemimpin Redaksi Majalah Gema Don Bosco 
  5. Ketua Koperasi SMA Don Bosco 
  6. Ketua Regina Victoria Legio Maria

Kisah Cinta Semasa SMA

Tahun kedua saya  di don Bosco, ada penerimaan siswa baru .Ada pekan orientasi siswa, yang diawasi langsung oleh Kepala Sekolah Fr.Ajm de Beer Servaas, orang Belanda asli .Pada saat itulah saya bertemu dengan seorang siswa dari jurusan B,yang bernama Helena .Dan Love at the first sight ,terjadi tanpa bisa dicegah.  Pandangan pertama,telah menggetarkan hati dua insan dan selanjutkan semakin hari semakin akrab. Belum ada Ponsel masa itu, maka kami saling berkirim surat dengan memasukan kedalam sarung pena yang sudah dikosongkan atau kedalam lonceng sepeda. Begitulah cara jadul ,kami saling berkirim surat cinta. Mau tahu  isinya? Nggak usahlah ya 

Cinta Monyet Yang Abadi

Kata orang,cinta semasa SMA adalah cinta monyet. Tapi kami berdua membuktikan,bahwa kami cinta kami berdua bukanlah cinta monyet,melainkan cinta yang tahan uji . Bagi kami berdua ,cinta pertama adalah sekaligus cinta terakhir ,tidak ada cinta cadangan .Dan bersyukur kepada Tuhan,bahwa  janji setia yang kami ucapkan didepan altar:"Saya akan mencintai engkau dengan segenap cinta dalam untung dan malang.  Time will be the witness. Waktu menjadi saksi ,kami berdua saling menepati janji pernikahan kami

Tjiptadinata Effendi ,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun