Tidak Punya Perasaan ? Bukan ,Memang Begitulah Hidup Ini
Dulu kami tidak pernah beli buah Alpukat sejak tinggal di Australia,karena harganya mencapai Rp.50.000 perbuah .Rasanya sayang banget hanya untuk makan buah Alpukat harus bayar sebanyak itu.Â
Bahkan akhirnya saya memutuskan untuk menanam 3 batang pohon Alpukat di rumah puteri kami  dan sempat berbuah lebat .Setiap kali panen lebih dari 400 buah Alpukat,yang tidak mungkin habis kami makan ,maka kami bagikan kepada tetangga dan teman teman.Â
Tentu saja mereka sangat senang,karena pada waktu itu buah Alpukat menjadi salah satu buah primadona di kalangan buahan Bayangkan harga apel  dan buah Peer perkilogram hanya 99 sen dan buah anggur sekilo 3 dolar,dibandingkan harga Alpukat pada waktu itu sekitar 4- 5 dolar.
dokumentasi pribadi
Berbondong bondong tanam pohon Alpukat
Harga yang fantastis dari buah Alpukat menyebabkan para petani berbondong  bondong tanam pohon Alpukat.  Selama kurun waktu beberapa tahun para petani panen dolar .
Tapi the Golden Priode ada masanya . Covid menjajah semesta  Masyarakat hanya belanja seperlunya. Sementara pohon Alpukat tidak bisa ditahan intuk tetap berproduksi .Maka menumpuklah buah Alpukat.  Sesuai prinsip ekonomi :"Barang banyak permintaan sedikit maka anjlok lah harga " Dari 5 dolar tersisa kurang dari 1 dollar.  Harga tersebut  adalah harga di pasar Â