Kalau saya terkadang bercanda,isteri sering mencubit saya dan bilang:"Jangan koko,ntar orang tersinggung" .Maksudnya adalah untuk mengingatkan agar saya jangan sampai bercanda overdosis. Begitu juga bila isteri saya melakukan sesuatu yang menurut saya dapat menyinggung orang lain,maka saya mengisyaratkan dengan gelengan kepala dan berbisik:"Jangan ya sayang "Hanya teguran semacam itu dan kami sama sama menahan diri untuk tidak terhanyut dalam canda .
Dan bila saya melakukan hal hal yang menurut isteri akan dapat membahayakan diri saya,seperti memanjat tangga atau lari lari ditebing,maka isteri saya bilang :"Kalau koko masing sayang sama Lin,jangan lakukan lagi ya" Â Ini ultimatum yang sangat halus ,namun mampu menghentikan sifat saya yang terkadang merasa diri masih muda belia dan meloncat sana sini
Kalau ada selisih paham,maka sebelum tidur ,kami sudah saling memaafkan dan kemudian berpegangan tangan dan berdoa ,baru kami tidur.Kami tidak pernah membawa kemarahan dalam tidur.Dengan gaya hidup yang seakan akan pasangan "bloon"kami dapat makan enak dan tidur nyenyak setiap hari .Piring mangkuk dan gelas dirumah kami utuh bertahun tahun,karena tidak pernah ada acara "piring terbang" sejak hari pernikahan kami.
Inilah bedanya, antara takut isteri dan sayang isteri. Bukan setipis kartu ATM tapi setebal Tembok Cina di Great Wall.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H