Benarkah Demikian?
Selama masa Pandemi, di antara sekian banyak curhat yang masuk ke ponsel saya, salah satu yang terbanyak adalah keluhan bahwa sejak Pandemi dan diberlakukannya WFH atau Work From Home, para ibu rumah tangga, merasa terjadi pengambil alihan "kekuasaan" oleh para suami.Â
"Silvi pusing bukan karena pandemi Opa,tapi sejak suami Work From Home semua aturan dirumah berubah total. Sejak mulai buka mata di pagi hari,suami sudah mulai dengan mengatur sana sini.Â
Mungkin sudah terbiasa mengatur anak buah dikantor,maka diterapkan dirumah. Pokoknya ,makan hati deh . Semoga covid cepat berlalu dan suami bisa kembali ke kantor " curhat Silvi. Lain lagi curhat Eny :"Opa ,tolong dong Opa bilang sama suami,kan masih keponakan Opa. Urusan rumah tangga,biarlah Eny yang ngatur. Sejak Pandemi, semua barang dipindahkan,bahkan perkakas dapur entah dimana,kata suami mau dirapikan . Pusing deh Opa"
Horee WFO Datang, Kekuasaan Kembali ke Tangan Emak Emak
Cucu cucu kami sudah ratusan banyaknya,karena banyak cucu yang didapat setelah mereka dewasa. Walaupun cucu biologis kami baru 11 orang dan 1 cicit. Senang banget banyak yang menganggap kami sebagai Opa dan Oma serta Ayah dan Bunda. Kami rasakan sebagai sebuah berkat yang tak ternilai. Tidak gampang orang mau memanggil diri kita Opa dan Oma, serta Ayah dan Bunda, maupun Papa dan Mama, kalau tidak mampu menyentuh ke lubuk hati. Karena itu, panggilan yang merupakan ungkapan kasih sayang tersebut, menghadirkan keceriaan dan rasa syukur dalam hati kami.
Dengan senang hati menerima Curhat, baik dalam ujud keluh kesah, maupun ungkapan kegembiraan hati, karena telah diberlakukannnya WFO atau Work From Office, yang berarti para suami sudah mulai ke kantor pagi hari dan baru kembali sore atau jelang malam. Merasa setelah para suami kembali ke kantor, maka "mandat" untuk mengurus rumah tangga kembali ke tangan emak-emak muda.
Sepanjang Hari Bersama di Rumah
Bagi generasi kuno, seperti kami berdua, 24 jam sehari selalu bersama-sama, merupakan rasa syukur yang tak berkesudahan. Saya ke kebun di belakang rumah, yang jaraknya hanya 5 meteran, kalau tidak kasih tahu isteri, pasti dicari-cari. Begitu juga bila isteri tidak tampak lebih dari 5 menit sudah saya teriakin.
Tapi beda zaman, beda generasi dan beda karakter. Bagi sebagian besar generasi mileneal apalagi generasi digital berada terlalu lama bersama sama di rumah justru menghadirkan rasa bosan, sehingga jumlah perceraian meningkat sejak covid 19 melanda dunia. Khususnya terjadi di Cina dan di berbagai belahan duniaÂ
[Sumber]