Juga Tidak Ada Tukang ParkirÂ
Lain Padang,lain belalangnya. Lain lubuk lain pula ikannya dan lain sungai lain pula buayanya. Â Ada enaknya tinggal di luar negeri ,tapi pasti ada juga yang tidak enak. Secara garis besarnya, kalau mau hidup dengan gaya Boss.maka tinggal di Indonesia sudah sangat tepat.
Apalagi kalau dana mencukupi. Bisa gaji Pembantu Rumah Tangga, Tukang Kebun  dan Sopir Pribadi. Kalau di Australia,apa yang ada di Indonesia, tidak akan pernah ditemukan diini. Misalnya:
- Pembantu Rumah Tangga
- Tukang parkirÂ
- PortirÂ
- Petugas yang mengisikan tanki di Pompa Bensin
- Tukang panjat pohon kelapa
- Tukang cukur bawah pohon asamÂ
- Tukang cendol keliling
- Pedagang asongan
- dan lain lainnyaÂ
Tidak Ada Kernet  di Seluruh Australia
Yang cukup unik adalah bahwa seorang Sopir disini merangkap menjadi Kernet. Kalau di Indonesia,angkot saja pakai kernet,apalagi bis kota . Tapi disini, tidak ada profesi Kernet. Bahkan Bis yang membawa penumpang,juga tidak ada Kernetnya. Sopir merangkap semuanya. Menjual tiket dan sekaligus menjadi Sopir . Begitu juga truk gandengan ,tidak pernah menggunakan tenaga Kernet.
Begitu penumpang naik bis,maka kalau memiliki Kartu Transperth,tinggal "tag" dan kita sudah boleh duduk santai. Tapi kalau tidak punya kartu Transperth,dapat membayar secara tunai. Kalau sudah tiba ditempat tujuan,maka tinggal pencet bel di dinding dan Bis akan berhenti pada Stopan terdekat. Â Tapi bila malam hari,maka penumpang boleh minta diturunkan di lokasi paling dekat dengan tujuannya Â
Warga Senior Dinomor Satukan
Warga Senior mendapatkan tempat kehormatan. Karena ada tempat duduk special di Bis dan kereta api,dimana tertulis :"for Senior",maka tidak akan ada yang berani menyerobot untuk duduk. Dulu sewaku kami masih sering menumpang bis dan kereta api,kami tidak kuatir tidak dapat tempat duduk. Walaupun terkadang kami terlambat tiba,pasti akan ada yang berdiri untuk kami ,tanpa perlu dimintaÂ
Semua sudah berjalan dengan sendirinya dan tidak perlu ada yang mengawasi atau mengatur ngatur begini dan begitu. Mungkin inilah salah satu alasan,mengapa kendaraan umum,tidak pernah ada Kernetnya.Â
Begitulah,lain negeri,lain pula tata caranya
Tjiptadinata Effendi