Dirgahayu Kompasiana - Selamat Ulang Tahun ke 13
Sebesar apapun hasrat hati untuk dapat hadir secara phisik dalam ikut merayakan Ultah ke 13 Kompasiana,tapi apa daya ,miss Corona masih menghadang. Karena itu,seperti quote yang sering sama sama dengar dan baca ,bila tidak mampu mengungkapkan rasa hati ,maka katakanlah dengan bunga . Karena sekuntum bunga ,tidak hanya sebatas ikut merayakan ,tapi memiliki makna mendalam .Yakni rasa cinta dan rasa ikut menjadi bagian dari Kompasiana ,dalam segala suka dan duka.Â
Melalui sarana dan prasarana yang disediakan di Kompasiana,kita semua berkesempatan untuk menuangkan ide ide dan  saran saran yang bermanfaat ,serta berbagi aneka ragam pengalaman hidup yang mungkin ada manfaaatnya bagi orang banyak. Bersama dengan ribuan para Penulis dari berbagai pelosok tanah air,bahkan dari berbagai belahan dunia,secara bersama kita sudah membuktikan bahwa Kompasiana memang merupakan rumah kita bersama ,dengan segala suka dan dukanya.
Refleksi Diri
Kalau boleh dianalogikan, ibarat kita dalam satu keluarga,pasti terkadang ada gejolak dan rasa ketidak puasan ataupun merasa diri lebih hebat dari yang lainnya. Namun hal tersebut adalah hal yang sangat wajar,selama kita menyikapi secara dewasa dan kematangan jiwa. Karena hidup itu sendiri bersifat dinamika dan romantika . Yang bergerak dari satu sudut kesudut lainnya dan dari suatu waktu kewaktu lainnya.Â
Sehingga tidak mengherankan bila terjadi perubahan posisi antar sesama Penulis. Yang dulu menempati urutan pertama,boleh jadi kini tergeser kesamping ataupun kebelakang. Begitulah romantika kehidupan,yang bila dimaknai secara arif,sama sekali tidak akan menghadirkan gesekan ,karena siapa yang didepan dan siapa yang dibelakang,yang penting kita semua tetap berada dalam satu rumah bersama,yakni Kompasiana . Saya dan isteri,boleh berbangga dalam satu hal ini,yakni merupakan satu satunya Pasutri yang aktif menulis di Kompasiana. Kalau dalam hal mutu tulisan ,kami sadar bahwa kami berdua ketinggalan jauh dari mutu tulisan dari para penulis Mileneal .Memahami bahwa the golden priode untuk tulisan yang bernafaskan nasihat dan petata petitih sudah bukan waktunya lagi. Kendati demikian,kami tetap menulis dengan gaya kami sebagai sosok yang di panggil Opa dan Oma .Agar komplitlah tata warna dari level Penulisnya,sejak dari kami yang merupakan sosok yang terlahir di era Dai Nippon,hingga remaja yang terlahir di Era reformasi,semua ada dan menulis dengan rukun dan damai di rumah kita bersama Kompasiana ini Semua perbedaan tersebut ,semakin menjadikan Kompasiana tampil semakin dewasa dalam segala keberagaman para Penulisnya.
Kami berdua merupakan bukti hidup bahwa Kompasiana terbuka bagi penulis segala zaman  Sejak dari sosok yang lahir di Era Dai Nippon, lahir di zaman Belanda ataupun terlahir di zaman kemerdekaan dan era milenealÂ
Karena itu karangan bunga ini bukan hanya semata mewakili kami berdua, tapi sekaligus mewakili semua sahabat Kompasiana. Semoga sejak kini kedepan, Kompasiana semakin memberi makna yang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara ,serta sekaligus menjadi impian kita bersama ,kelak Kompasiana akan menjadi Medium Terbesar bagi anak bangsa  .Mari bersama sama kita tinggalkan "noice " yang sama sekali tidak bermakna dan mentranformasikannya menjadi voice yang berdaya guna ,untuk masyarakat luas .
Izinkanlah saya, kalau boleh mewakili kita semuanya,baik yang baru bergabung,maupun yang sudah bercentang ataupun belum dan tidak lupa Silent Reader dimanapun berada ,mengucapkan :
"Dirgahayu Kompasiana ! Selamat Ulang Tahun ke 13 dan semoga semakin berjaya " You'll never walk alone - kami selalu menyertaiÂ
Tjiptadinata Effendi