Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pro dan Kontra: "Apakah Benar Manusia Makluk Paling Mulia?"

15 Oktober 2021   11:41 Diperbarui: 15 Oktober 2021   12:49 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Ataukah Sebaliknya ?

"Manusia adalah makluk paling mulia diantara semua makluk di jagat raya " begitulah kira kira kalimat yang sudah sejak tempo dulu kita dengarkan dari petuah tokoh agama ,maupun petuah orang tua. Serta entah sudah ratusan kali kita baca dalam berbagai kesempatan. Namun hidup ini sarat dengan Pro dan Kontra.

Ada yang setuju dan ada yang tidak setuju. Dan kita tidak boleh menyalahkan orang yang tidak setuju dalam hal ini .Karena mungkin pengalaman hidupnya yang pahit disakiti sesama manusia dan manusia itu justru adalah orang yang seharusnya melindungi dirinya,  saking emosional mengeneralisir bahwa manusia itu lebih rendah daripada ..........?

Alasan Kelompok Yang Pro

Manusia adalah makluk ciptaaan Tuhan yang paling mulia diantara semua ciptaan di jagat raya,karena itu manusia dikaruniai akal budi dan kehendak bebas. Sedangkan hewan,tidak berakal budi. Manusia melakukan sesuatu setelah berpikir dan menyadari atau bisa menolak untuk tidak melakukan. 

Buktinya, walaupun lapar,tapi manusia mampu menolak untuk makan dan melakukan mogok makan,demi untuk menyampaikan tuntutannya . Sedangkan hewan bertindak berdasarkan naluri kehewanannya.

Kalau lagi lapar,maka walaupun diperlakukan dengan kasar,hewan tetap tidak bisa menolak untuk tidak makan.  Bahkan konon,ada yang mengatakan bahwa: "Manusia lebih tinggi daripada malaikat.Karena malaikat tidak punya kehendak bebas. Malaikat adalah Pelayan Tuhan,yang hanya menyalankan perintah Tuhan,tanpa bisa memilih. Tapi manusia bebas memilih,menaati perintah Tuhan atau mengabaikannya. Mengutamakan menjalani ibadah agama atau nonton drakor yang utama . Pokoknya dilukiskan bahwa manusia itu paling top,paling tinggi posisinya dihadapan Tuhan. 

Manusia semakin hari semakin maju .Dulu manusia hidup dalam goa batu ,tapi kini manusia sudah tinggal dirumah yang nyaman dan aman. Sedangkan,burung sejak ratusan tahun lalu,hidup disarang yang dianyam dari rerumputan dan hingga kini,tetap saya burung tidak mampu  membangun rumahnya ,selain dari seperti zaman nenek moyangnya,yakni membuat sarang dari dedaunan dan rumputan kering.

Alasan Kelompok Kontra 

  • Harimau tidak makan anaknya sendiri,tapi manusia tega "memakan anaknya sendiri"
  • Harimau hanya memangsa hewan lainnya,bila sedang lapar,tapi manusia masih  "memakan "sesamanya,walaupun sudah kenyang
  • Harimau hanya makan daging ,tapi manusia memakan segalanya
  • Hewan membunuh lawannya,hanya dalam keadaan terdesak ,tapi tidak pernah merencanakan memusnakan spiciesnya sendiri.
  • Tapi manusia dengan sengaja merencanakan secara matang,untuk memusnakan sesamanya,dengan berbagai alasan
  • Seekor induk ayam,rela mati demi menjaga anak anaknya,tapi manusia?
  • Ikan Hiu yang buas,memangsa bila sedang kelaparan ,tapi manusia memangsa apapun ,walaupun sudah kekenyangan
  • Anjing dan kucing,yang dikatakan musuh bebuyutan,ternyata dapat hidup rukun damai dalam sebuah rumah,tapi manusia?

Lalu Bagaimana Sikap Kita ?

Mungkin kita dapat berpedoman :"Emas adalah Logam paling mulia dan mahal diantara semua logam lainnya" Bahwa ada emas Palsu atau yang dipalsukan,bukan berarti menurunkan harga emas murni. Maka begitu jugalah dengan manusia. Manusia adalah tetap makluk paling mulia,walaupun ada manusia yang sadis dan haus akan darah sesamanya .Walaupun ada manusia yang merupakan "titisan iblis" dan tega memakan anak anaknya sendiri,adalah perbuatan sekelompok orang,bukan berarti seluruh manusia semacam itu ,

Bahwa ada manusia yang sudah kekenyangan,tapi masih ingin merampok makanan yang sudah ada dalam mulut orang miskin,bukanlah berarti secara keseluruhan nilai luhur manusia menjadi tergradasi ,bukankah begitu teman teman?

Hanya sebuah renungan sehabis santap siang 

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun