Jangan Sampai Ditelan Mentah MentahÂ
Hingga saat ini,saya belum pernah membaca bahwa ada ketentuan tentang siapa siapa saja yang berhak menciptakan kata kata mutiara atau the wisdom words. Hanya kebiasaan selama ini,bahwa orang orang yang namanya sudah beken,maka apapun yang dikatakannya dijadikan semacam pedoman dalam mengarungi kehidupan. Padahal bila kita mau menyimak dengan hati yang tenang dan pikiran jernih,tidak semua filsafat itu sesuai dengan kehidupan pribadi kita .
Salah satu contoh sederhana :"Time is money" Waktu adalah uang. Dalam hal bisnis, filosofi ini mungkin cocok diterapkan,tetapi bila di aplikasikan dalam kehidupan pribadi,maka keluarga kita akan menjadi brantakan. Bayangkan,bila pasangan hidup kita sedang curhat kepada kita dan kita setiap 5 menit melihat ke jam tangan,bagaimana reaksi pasangan hidup kita ? Atau orang tua sedang menasihati anaknya . Tapi bukannya,mendengarkan nasihat orang tua,malahan anak melihat ke jam tangannya dan bilang :"Papa kalau kasih nasihat,5 menit cukuplah ya. Jangan lupa "time is money" .Gimana perasaan kita sebagai orang tua?Â
Bu guru atau pak guru sedang menceritakan tentang sejarah kepahlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah. Karena sudah lebih dari 15 menit,belum juga selesai,maka ada murid yang angkat tangan ,serta bilang:"Maaf pak /bu guru,kalau bercerita jangan panjang panjang, jangan lupa :"time is money" .Nah,gimana rasanya?
Memaknai Secara BijakÂ
Tulisan ini bukan humor dan juga bukan kisah lawakan,melainkan mengajak kita bersama sama menyikapi kata kata mutiara atau the wisdom words secara bijaksana.Disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi,agar jangan sampai kata kata mutiara menghantarkan kehidupan kita kedalam lumpur .Â
Kata kata bijak atau kata mutiara dapat tercipta dari pengalaman hidup setiap orang. Tetapi apakah benar kata mutiara yang diciptakan adalah murni terbit dari diri pribadi,memang sulit dipastikan Â
Sebagai contoh :
Saya pernah menuliskan :
- "Cinta itu menyenangkan,tapi tidak mengenyangkan " (Tjiptadinata Effendi)
- " Tulisan kita adalah gambaran dari kepribadian kita" ( Tjiptadinata Effendi)
- "Doa yang tulus keluar dari hati,bukan dari pikiran kita "(Tjiptadinata Effendi)
- " Cinta itu adalah perbuatan,bukan rangkaian kata kata" (Tjiptadinata Effendi)
- " Orang yang tidak tahu menghargai orang lain,tidak pantas dihargai" (Tjiptadinata Effendi)
- "Tidak ada manusia yang dilahirkan sebagai pembohong"Â Â (Tjiptadinata Effendi)
- dan seterusnyaÂ
Walaupun kata kata mutiara tersebut terlahir dari pengalaman hidup saya pribadi,tapi karena bukan orang terkemuka ,maka kata kata mutiara yang saya tulis,tidak bergaung.Â
(sumber: intisari dari buku "Meditasi jalan untuk kesembuhahan lahir dan bathin" ,karya Tjiptadinata Effendi)