Bukti Sudut Pandang Penilaian Atas Sebuah Tulisan Bisa Berbeda
Menjelajahi Roma Sehari Suntuk
Sebagian besar penyebab hijrahnya para Penulis Senior dari Kompasiana adalah karena merasa tulisannya kurang dihargai yang ditandai dengan tulisan tanpa di label.
Sebagai sesama Penulis, tentu saja kita dapat ikut merasakan kekecewaan. Sudah menulis dengan susah payah bahkan khusus jepret sana jepret sini,untu bahan tulisan .... eee ternyata tulisan yang diposting hanya dibaca belasan orang.Atau saking terpesona baca tulisan nya Admin sampai lupa kasih label .
Uniknya, terkadang tulisan diketik ketika sedang berada didalam bis, yang sedang melaju kencang dan diketik di Ponsel seadanya, ee malah banyak yang baca. Nah teman teman, sesungguhnya pengalaman kita hampir persis sama. Namun yang berbeda adalah cara kita mengolah rasa kecewa tersebut. Belakangan ini saya bersyukur kepada Tuhan bahwa tulisan saya 99 persen mendapatkan label Highlight.
Beberapa waktu lalu, ada sebuah artikel saya yang tidak dapat label, padahal menurut saya ditulis berdasarkan hasil reportase perjalanan kami mengelilingi kota Roma. Semua gambar adalah dokumentasi pribadi walaupun hasil fotonya asal asalan. Awalnya saya berharap akan dapat label HL karena tulisan asli dan gambarnya juga asli, tidak mengutip dari sumber berita manapun. Ternyata harapan tinggal harapan, tulisan tersebut tidak dapat label.
Sedih dan Kecewa? So Pasti
Tapi sebagai orang yang sudah kenyang makan asam garam dan merasakan pahitnya empedu kehidupan, rasa kekecewaan ini saya olah dan saya ubah menjadi motivasi diri untuk belajar menulis lebih baik lagi.
Tetiba entah kenapa saat saya membolak balik untuk membaca media online, tetiba mata saya terpancang pada halaman pertama media Tribunnews. Ada foto dan tulisan yang sangat mirip dengan tulisan yang ada pada artikel saya. Dan mata saya dengan cepat membaca sebagai berikut :" Ini linknya : https://www.tribunnews.com/travel/2015/07/25/menyusuri-sudut-kota-romacicipi-es-krim-gelato-hingga-nonton-atraksi-yoga
Bagi yang belum berkesempatan untuk mengunjungi kota Roma, mungkin akan mendapatkan gambaran seperti apa sesungguhnya kota bekas Kekaisaran Romawi ini, melalui foto foto yang ditayangkan. Seperti kata pribahasa:” Sebuah foto dapat bercerita lebih banyak dari pada yang dapat dilakukan dengan seribu kata” Maka artikel ini ditulis untuk mendukung keberadaan foto foto tersebut.
Kami tinggal di Biara Suster. Karena menurut adik kami Margaretha, hotel fully book, sehubungan ada puluhan ribu turis dari mancanegara yang datang berkunjung di sini.Dan hal ini sudah kami buktikan tadi pagi, Barisan yang panjangnya hingga kejalan raya, untuk dapat memasukki pintu gerbang gereja Santu Petrus.Alasan lain adalah biara ini lokasinya hanya berseberangan dengan Vatican. Sehingga cukup dengan berjalan kaki saja, sudah dapat mencapai Vatican, dimana Paus .sebagai Pemimpin Tertinggi Orang Katholik sedunia berdomisili........"
Ternyata Memang Tulisan Saya di Kompasiana