Pertemuan Terackhir
Seperti yang sudah pernah saya tuliskan,rumah kami adakan :"Open House" 365 hari dalam setahun dan terbuka untuk siapa saja yang ingin bersahabat dengan kami. Tidak ada batasan suku,agama dan budaya ,semua kami layani dengan cara yang sama .Bagi sahabat kami yang beragama Islam,bila datang kerumah kami dan tiba waktu Sholat,ada ruang khusus yang dilengkapi dengan Sajadah yang kami bawa sewaktu kunjungan ke Mesir . Bagi yang beragama Katholik,ada Gua Maria di taman ,samping rumah.Â
Saking akrabnya persahabatan ,maka setiap bulan puasa,pada hari Sabtu,ada puluhan sahabat dan tetangga yang datang untuk buka puasa bersama. Walaupun mereka tahu kami beragama Katholik,tapi tak seorangpun meragukan masakan isteri saya,karena yakin tidak pake minyak atau daging babi. Karena adik ipar dan keponakan kami sebagian juga beragama Islam. Bahkan kini,menantu cucu kami  Gulce Bhakri asal Turki juga beragama Islam
Disisi lain,sebagai orang yang beragama Katholik,tentu saja saya juga bersahabat dengan para Pastor dan Suster. Apalagi salah seorang adik isteri saya juga hidup membiara sebagai Suster ,yakni Suster Anna yang dulu pernah bertugas 2 tahun di Italia,tapi kini tugas di Mentawai
Saya kenal dengan para Pastor yang sebagian besar datang dari Italia.,yakni :
- Pastor M.Galli
- Pastor M.SgcaliaÂ
- Pastor AndreaÂ
- Pastor LaurensiÂ
- Pastor Coconceli
- Pastor Bizoto
- Pastor Morini
- Pastor Petrus
Pastor Ommes asal Belanda serta Pastor Vogdt ,campuran Belanda dan Jawa. Serta Bruder Noccenti juga asal Italia  Begitu juga dengan Uskup Mgr.Bergamin SX.yang kini semuanya sudah almarhum.
Perjumpaan Terakhir
Yang terakhir beberapa tahun lalu masih  kami temui di Italia, adalah Pastor Stradioto. Setelah belasan tahun kami putus kontak. Tapi ketika kami tiba di Roma,ternyata di jemput oleh Pastor Stradioto di bandara ,bersama adik kami Margaretha,yang bersuamikan Sandro orang Italia. Begitu ketemu,kami dipeluk seperti saudara sendiri dan langsung diperkenalkan kepada seluruh anggota keluarga dan kami makan bersama.Â
Tentu saja kami sangat bahagia,karena sudah puluhan tahun tidak bertemu dan putus kontak sama sekali,tapi ternyata tidak mampu memupus hubungan persahabatan kami.. Ternyata itulah pertemuan kami yang terakhir.Karena selang beberapa minggu setelah kami pulang, dapat berita dari adik kami Margaretha,bahwa Pastor Stradioto telah di panggil Tuhan  dalam usia 86 tahun Adik kami Margaretha dan Sandro suaminya.tidak dapat menghadiri saat saat pemakaman Pastor Stradioto,karena tidak dizinkan keluar daerah,karena pada waktu itu Italia sedang dalam kondisi parah dilanda Covid 19