Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Menyangka Sama Sekali (Lanjutan)

15 Juli 2021   19:24 Diperbarui: 16 Juli 2021   02:28 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sempat Dikira Kesurupan 

Melanjutkan kisah  berbagai tanggapan dari para Kompasianer yang tulisannya menjadi bagian dari buku kolaborasi,ternyata selain dari komentar yang mengharukan,betapa berartinya buku  "150 Kompasianer Menulis" bagi sebagian Kompasianer,ada juga komentar yang unik ,yakni sempat dikira kesurupan .

"Opa ,sewaktu buku diantarkan kurir ke rumah saya yang masuk gang, saya sedang terbaring karena sudah 2 hari demam. Mungkin akibat kelelahan bekerja. Saya hanya tinggal berdua dengan  ibu saya yang sudah sepuh dirumah kontrakan kami yang jauh dari layak huni Tapi bersyukur,karena saya mendapatkan izin untuk jualan di kantin sekolah . Bangun jam 3.00 subuh untuk mempersiapkan semuanya,setiap hari ternyata menyebabkan saya tumbang. Siang itu saya mendengarkan pintu rumah diketuk berulang kali dan terdengar suara :" Assalamualailum ada paket "  Saya memaksa diri untuk bangun dan dengan agak sempoyongan saya terima paket yang diantarkan oleh Kurir. Saya baca disana nama saya tertulis secara lengkap . Jantung saya serasa berdebar kencang, Inilah pertama kalinya saya mendapatkan kiriman paket. Dan saat saya buka sampulnya,ternyata isinya buku cantik dengan wajah Opa dan Oma . 

Dengan cepat saya cari nama saya dan tanpa sadar ,dikala menemukan nama saya dan tulisan saya ada dalam buku tersebut,saya berteriak kegirangan dan berjoget joget .Tetiba ibu saya yang menyaksikan kelakuan saya ,berteriak dari dapur:" Istighfar nak  astagfirullahaladzim  " Kemudian berlari memeluk saya ,karena dikira saya kesurupan . Tapi setelah saya jelaskan ,ibu tampak lega ,sambil geleng kepala  

Matur nuwun Opa dan Oma ,hanya doa yang dapat saya sampaikan kehadirat Allah,semoga kebaikan Opa dan Oma mendapatkan balasan berlipat kali. Ini adalah hadiah yang tidak ternilai bagi saya pribadi Opa ."

Bukan Hanya Saya Saja yang Bangga,tapi Kedua Orang Tua Ikut Bangga

" Alhamdulillah Opa dan Oma. Buku impian saya sudah sampai ditangan saya. Saya tidak malu mengatakan bahwa saya bangga tulisan saya ada dalam buku bergensi tersebut. Saya cuma tamat SMA Opa dan sehari harian buka warung kecil kecilan dirumah. Penghasilan sehari cukup untuk kami makan bertiga ,yakni saya dan kedua orang tua yang sudah tidak mampu bekerja lagi. Sejujurnya ,pada awalnya saya tidak berani terlalu berharap,karena saya adalah Penulis baru di Kompasiana. Tapi saat saya tanyakan kepada Opa dan mendapatkan jawaban :"Silakan ananda,masih ada waktu 2 hari lagi. ditunggu ya " Wah,rasanya tidak mampu saya ceritakan bagaimana perasaan saya pada waktu itu.. Dan saat buku tersebut tiba ditangan saya,saya hampir tidak percaya membaca nama dan tulisan saya ada dalam buku tersebut. Kalau Opa dan Oma ada didekat saya,ingin saya sungkem ,sebagai tanda terima kasih  Ternyata bukan hanya saya saja yang bangga,tapi ayah dan ibu juga bangga. Setiap kali ada tamu yang datang,ayah memperlihatkan buku tersebut . Ayah bangga,karena saya boleh berkenalan dengan Opa dan Oma yang tinggal di Australia. Bahkan saking terharu, kedua orang tua saya menangis sambil bersyukur  Rasanya gimana tuh?

Sekali lagi ,matur nuwun Opa dan Oma .Sungkem dari ananda . Semoga Opa dan Oma selalu dalam lindungan Allah "

Saya sama sekali tidak menyangka bahwa buku tersebut mendapatkan sambutan dan penghargaan yang begitu mendalam . Padahal sesungguhnya saya dan isteri yang harus berterima kasih kepada lebih dari 150 orang Kompasianer yang telah menyempatkan untuk menulis artikel sebagai kado pada Ultah Pernikahan kami yang ke 56,tapi ternyata justru yang menulis artikel tersebut yang berterima kasih .

Membaca komentar yang sangat tulus seperti ini, saya dan isteri ikut terharu  dan bersyukur ,ternyata ajakan untuk menulis ,menghadirkan sebuah kegembiraan besar dalam hati puluhan orang Kompasianer 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun