Bukan Kisah Sinetron
Mengapa saya merasa perlu menuliskan pada sub judul :"Bukan Kisah Sinetron?" Karena memang tulisan ini sama sekali berbeda dengan kisah cinta di Sinetron ,maupun di Drakor. Ini adalah story from our true life.Â
Agar cerita ini jangan sampai membosankan,maka bagian yang sudah pernah saya tuliskan ,tidak saya ulangi lagi disini. Misalanya,tulisan tentang bagaimana kami menjalani hidup  menderita selama tujuh tahun dan tinggal di Pasar Tanah Kongsi,sudah basi untuk dicerita ulangkan.Â
Jadi tulisan ini secara khusus menuliskan pengalaman kami,bagaimana merawat cinta dalam suka dan dalam duka,serta dalam untung dan malang.Â
Sebelum menikah,kami berdua sudah sepakat,untuk tidak menjadi beban bagi orang tua kami kedua belah pihak. Karena itu,kami memutuskan untuk merantau ke Medan .Â
Tetapi ternyata ,modal tekad dan kerja keras saja tidak cukup ,untuk mampu bertahan hidup. Karena sama sekali belum berpengalaman,maka seluruh modal usaha ludas.Â
Sempat kami berdua bekerja selama satu tahun lebih di PT Pikani ,didesa Petumbak .Deli Serdang,yang berada  sekitar 35 kilometer dari kota Medan.Â
Tetapi walaupun kami berdua kerja keras , ternyata tidak membawa hasil. Bahkan saya hampir mati terserang Malaria dua kali,karena kami tinggal di pinggiran hutan,yang menjadi sarang nyamuk malaria.Â
Kemudian  kami berdua sepakat pulang kampung ,dengan harapan ada jalan keluar agar kami dapat mengubah nasib. Tetapi ternyata perjalanan hidup itu tidaklah semudah seperti yang diharapkan.Â