Mari Sama  Sama Kita Simak
Artikel ini ditulis ,karena termotivasi setelah membaca tulisan Suster Monika,bahwa Tjiptadinata Effendi mampu menulis artikel terkadang 2 hingga 3 judul dalam sehari ,mungkin karena Reiki. Karena itu saya ingin membagikan penjelasan singkat tentang tekhnik penyembuhan ini, agar dapat menjadi masukan yang berharga.Sama sekali tidak ada niat untuk promosi terselubung,karena sejak beberapa tahun belakangan ini saya sudah pensiun secara total dari mengajar reiki ,kecuali sebagai kegiatan sosial dan tidak memungut biaya apapun .
Sebagai langkah awal.kalau kita ingin tahu apakah sebuah organisasi berada dibawah payung hukum atau hanya beroperasi secara diam diam,perlu menanyakan perizinannya Jelas ,kalau sudah melangkah untuk membuka kelas secara umum dan mengajarkan reiki ke seluruh Nusantara,bahkan keluar negeri,tidak cukup Surat Izin dari Kelurahan ,tapi sudah harus terdaftar secara nasional.
Untuk Jelasnya, saya kutip,daftar perizinan dari Yayasan Reiki yang saya dirikan dan sekaligus menjadi ketua umumnya,sebagai berikut:
- Akta Notaris Peggy Natanael, SH - No. 19 Tahun 1999
- Departemen Kesehatan RI - No. KHÂ
- Kepolisian RI - No. SKET/DIT-B/101/II/2002/BIK
- Kejaksaan Agung RI -- No.B-230/D.2.5/Dsp.5/03/2002
- Departemen Kehakiman RI No. J
- Dirjen HAKI ( Hak Atas Kekayaan Intelektual) Depkeh. RI - No. G -- 520
- Berita Negara RI - No. 20/2002Tambahan Berita Negara - No. 49/AD/2002
- Departemen Keuangan RI No. PEM-04458/WP.J.05/KP.1203/2002
Berada dibawah Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia (kini Perkumpulan Reiki Indonesia) ,yang Ketua Umumnya adalah Tjiptadinata Effendi,yang berada dibawah naungan Kementerian Kesehatan RI
Di Jakarta,kami bahkan diberikan fasilitas ruangan di Sekretariat Negara (Setneg). yang berlokasi di Jalan Veteran Jakarta.untuk melayani siapa saja yang mau datang dan minta diterapi.Untuk pelayanan sosial penyembuhan, kami tidak menerima bayaran, kecuali mereka yang ingin belajar ilmu ini.
Di Sumatera Barat, kami mendapatkan dukungan luar biasa dari pejabat pemerintah setempat .Bahkan dari tokoh tokoh masyarakat  dan tokoh agama Ketua MUI  yang pada waktu itu Prof. DR.H. Naroen Haroen M.A. Bahkan Bupati Sawahlunto Sijunjung pada waktu itu, khusus mengundang kami ,untuk melakukan aksi sosial penyembuhan masalÂ
Semoga menjadi masukan yang berharga dan bagi yang ingin belajar ,silakan hadir nanti dalam pertemuan yang akan difasilitasi oleh Admin Kompasiana. Semua perserta boleh ikut belajar dan gratis ,serta disediakan makan siang dan diktat. Bukan untuk pamer kebaikan,melainkan untuk mengaplikasikan hidup berbagi. Â Bukankah ada pesan :"Sebaik baiknya manusia,adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain? " Nah,saya dan isteri ingin menjadi orang yang bermanfaat,agar tidak sia sia kehadiran kami di dunia ini.