dokumentasi pribadi
Agar Jangan Mengulangi Kesalahan Yang Dilakukan Orang Lain
"Orang bisa berbohong dengan kata kata,tapi body language akan membuka kedoknya" (tjiptadinata effendi). Â
Pernah merasa sangat simpati akan seseorang yang begitu piawai dalam merangkai kata ,baik lewat tulisannya ,maupun lewat suaranya,tapi begitu ketemu.rasa hati yang tadinya mengebu gebu ingin bertemu,hanya dalam hitungan detik,mendadak kayak kerupuk tersiram air? Â Saya amat yakni,hampir setiap orang pernah merasakannya.Begitu akrab dalam komunikasi di WAG ataupun di media sosial,rasanya sangat ingin bertemu dengan sosok yang begitu elegant dalam bercerita di media sosial. Nah,suatu waktu kesempatan untuk bertemu tiba.Â
Rasanya hati berbunga bunga,karena akan menjumpai sosok yang selama ini telah menghadirkan pesona dalam hati  Tetapi begitu ketemu dan bersalaman, walaupun tangannya menyambut uluran tangan  dan  suaranya dibuat buat agar kedengaran sangat senang bertemu ,tapi matanya sama sekali tidak melihat kepada kita ,bahkan sedang sibuk memperhatikan suatu hal yang lain.Â
Dalam sedetik,rasa harga diri kita terhempas dan anjlok. Merasa diri  sama sekali tidak ada harganya . Maka walaupun masih terus dilanjutkan dengan komunikasi basa basi,tapi hati  sudah tawar dan berjanji dalam hati  tak akan pernah lagi mau bertemu dengan orang ini.
Tidak Ada Eyes Contact
Dalam kesempatan lainnya,kami  hadir untuk memenuhi undangan seseorang. Sudah berpakaian rapi demi menghormati yang mengundang .Dan dengan antusias melangkah  masuk keruang pertemuan dengan wajah sumringah. Begitu masuk ruangan dan menyalami Tuan Rumah ,serta berharap akan dipeluk ,ternyata diterima dengan sikap acuh tak acuh.  Sambil  menyalami dengan ujung jarinya dan  bertanya:"Maaf nama anda siapa?" "Hmm saya Effendi pak.kita kan sering komunikasi di WAG "
Dan lagi lagi direspon dengan sikap sedingin salju :"Hmm Effendi  ...ya ya silakan duduk" Sementara berbicara dengan ,mata Tuan rumah sama sekali tidak melihat kearah kita,tapi sibuk melihat kearah lain. Gimana rasanya?" Mungkin untuk menutupi rasa hati yang bergalau,kita akan mencoba tersenyum,tapi wajah kita tak ubahnya bagaikan monyet tergigit cabe rawit.
Komunikasi Dengan Jawaban:"Hmm oya "