Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah Cara Berbisnis yang Tak Patut Dicontoh

19 Mei 2021   20:49 Diperbarui: 20 Mei 2021   04:24 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil jepretan HP / dokpri

Karena Tidak Menjaga Kesantunan.

Dalam peribahasa di Kampung Halaman saya ,dikatakan:" Lamak di awak, katuju di urang" Maksudnya,adalah bertenggang rasa. Enak kita rasakan tapi jangan sampai menyinggung orang lain. Prinsip ini sesungguhnya merupakan prinsip yang sangat mendasar,baik dalam pergaulan sehari hati,maupun dalam etika berbisnis. 

Jangan sampai mencampur adukan,nama produk dengan diri seseorang, Karena jelas berbeda total.Yang satu adalah komoditas dagang dan satu lagi nama orang pribadi. Masa iya ,diri orang mau di jual belikan? Hal ini tidak dapat dianggap humor,karena setiap kali saya membaca tulisan ini.terasa banget,orang yang menuliskan iklan dagangnya,sama sekali tidak tahu bertenggang rasa.  Padahal sudah jelas,yang dijual adalah produk atau karya tulis yang sudah merupakan buku. Tapi kog malah ditulis :"Dijual Tjiptadinata Effendi" 

Sekilas tampak seakan lelucon,tapi bagi saya sungguh merupakan suatu hal yang menyinggung perasaan  .Apalagi hal ini dibaca anak cucu dan mantu serta mantu cucu kami,bahwa diri kakeknya dijual belikan secara online

Bukan Pedagang Asongan

Membaca nama yang tertera sebagai Penjual,jelas bukanlah tipe pedagang kaki 5 ataupun pedagang asongan ,melainkan sebuah perusahaan yang besar dan terkenal. Hal ini sudah berlangsung sejak lama,tapi tidak pernah terpikirkan oleh yang bersangkutan untuk mengeditnya.  Secara pribadi,saya sama sekali tidak keberatan bila tulisan saya di share ke berbagai block,selama nama saya sebagai Penulisnya dicantumkan .Tapi pelakuan,,menuliskan menjual diri saya ,sungguh terasa tidak santun 

Awalnya saya pikir boleh jadi tidak sengaja,karena terkadang saya juga sering salah ketik atau salah klik vote. Tetapi hal ini sudah berlangsung selama berbulan bulan. Saya sudah lama tidak marah dan berusaha untuk sabar,tapi setiap kali membuka laptop untuk mencari sesuatu keterangan,selalu muncul gambar yang sama..

Baca iklan jual manusia ini,jadi ingat masa perbudakan di Amerika,dimana budak dijual belikan ya. 

Mungkin ada teman teman yang bisa bantu sharekan tulisan ini ,agar terbaca oleh  Pihak yang bersangkutan,saya ucapkan terima kasih tak terhingga

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun