Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Rancak di Labuah, Sebuah Sentilan

6 Mei 2021   09:58 Diperbarui: 6 Mei 2021   14:57 2180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:perduki.com

Secercah Kearifan dari Sumatera Barat

Bagi yang terlahir di Sumatera Barat,apakah berasal dari Suku Minang ataupun yang karena takdir menyebabkan ia lahir di Tanah Minang ini,sudah pasti paham akan arti dan makna dari filosofi :"Rancak di Labuah "  Rancak artinya: indah,bagus ,menyenangkan ,mengagumkan  Sedangkan kata :"di Labuah" bermakna : diluar ,dijalan atau penampilannya .Ayah saya almarhum dilahirkan di Labuah Silang salah satu kampung di pinggiran kota Payahkumbuh. Dalam nama Labuah Silang berarti :"Jalan yang memiliki persimpangan"

Kembali ke Judul

Rancak di Labuah ini dikiaskan kepada orang yang penampilannya :"wah,keren,gagah ,ganteng,elegan,santun,penuh kasih sayang dan seterusnya,tapi semua yang dikedepankan adalah semacam kamuflase untuk menutupi keadaaan yang sesungguhnya. Hal ini terjadi bukan hanya di Sumatera Barat,tapi merambah semua suku bangsa di dunia, Untuk membuktikannya,tidak perlu bersusah payah berselancar di google atau bertanya kepada Professor,karena ada begitu banyak contoh contoh hidup yang berlangsung sejak dulu,hingga saat ini disekeliling kita. 

Bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi dalam lingkungan keluarga kita sendiri. Seseorang yang diluar mendapatkan sanjungan dari berbagai pihak,karena telah menyumbang sana sini,memberikan nasihat bagaimana hidup saling mengasihi dan saling memaafkan,tapi keluarga tersendiri terkapar sakit tidak ditengok dan hanya saat penguburan hadir lagi dengan wajah yang dibuat seakan akan sangat sedih dan terpukul

Hal ini bukan merupakan bagian dari mengungkit kejelekan orang ,melainkan untuk saling mengingatkan,agar jangan sampai diri kita ikut terseret menjadi sosok manusia  yang :"rancak di labuah"  . 

Hendaknya Kasih Itu Jangan Pura Pura

Selanjutnya menerapkan :"giving is giving". Dalam dunia bisnis,semua diperhitungkan,Setiap pengeluaran tenaga dan uang,harus ada pengembalian yang menguntungkan. Tetapi hal ini tidak berlaku bila berhadapan dengan hal hal yang bersifat kemanusiaan,melainkan :"giving is giving" ,memberi ya memberi ,titik

Hanya sebuah renungan kecil tentang makna :"rancak di labuah" Jangan sampai kita terjebak di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun