Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tetangga yang Tidak Bisa Tidur karena Kelaparan

29 April 2021   16:15 Diperbarui: 29 April 2021   16:20 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi/orang miskin ada dimana mana

Secuil Pelajaran Yang  Selalu Saya Ingat

Saya pernah kuliah di Fakultas Hukum ,sewaktu masih berada di depan lapangan Dipo sekitar tahun 1967. Saya ikut kelas sore,yang namanya Extention Class atau kelas tambahan . Mahasiswanya ,rata rata orang yang sudah bekerja ,sehingga sore hari baru ada waktu untuk ikut kuliah .Jumlah yang pasti saya tidak ingat lagi,tapi hanya belasan orang dan tidak sampai 20 orang mahasiswa. Beberapa dosen yang masih saya ingat namanya adalah : Burma SH ,Sihombing SH dan  Prof DR A.Wahid Salayan SH. ,yang pada waktu itu belum bergelar Professor. 

Pada waktu kelas Agama Islam ,yang dipimpin oleh Prof ,A.Wahid Salayan SH ,saya tanya,apakah sebagai orang yang beragama Katholik,boleh ikut dalam kelas Agama Islam?  Dan jawaban yang diberikan bernada kocak :"Emangnya ada orang yang melarang?"  Dan jawaban ini diberikan sambil ketawa ngakak. Saya ambil kesimpulan sendiri,bahwa saya boleh ikut duduk mendengarkan .

Ayam Yang Dipotong Atas Nama :"Perut Kenyang" Boleh Dimakan Nggak Ya?

Kalau ada dosen killer,maka dosen yang satu ini justru kebalikannya. Karena setiap pelajaran selalu sarat canda. Misalnya membahas masalah ayam yang dipotong atas nama"Perut Kenyang" apakah boleh dimakan oleh yang beragama Islam atau tidak?"  Tapi perihal masalah ini saya tidak berani menulis lebih lanjut,kuatir salah. Yang saya ingat adalah pesan moral yang sangat mendalam:

"Kalau kamu tidur karena kekenyangan makan,sedangkan tetangga kamu yang beragama Hindu tidak bisa tidur karena kelaparan,maka sesungguhnya kamu bukan sahabatku".

Kalimat ini saya saya dengar ,sudah lebih dari 50 tahun lalu,tapi tidak pernah saya lupakan .Walaupun saya bukan beragama Islam,tapi karena yakin pesan moral ini sangat manusiawi ,saya adopsi menjadi bagian dari falsafah hidup.Pesan moral yang akan menuntun saya agar jangan sampai menjadi sosok yang menjurus kepada kesalehan sepihak .Pesan ini ,mengajak manusia untuk mengasihi Tuhan secara Vertikal dan Horizontal .Karena mustahil kita dapat mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan,bila sesama kita yang sakit dan kelaparan tidak tampak oleh  kita. Tapi hal ini hanyalah menurut pemahaman saya dalam mengaplikasikan pesan moral yang sangat berharga ini 

Saya hanya 2 tahun di Fakultas Hukum dan kemudian drop out karena,kondisi ekonomi yang morat marit ,sehingga saya harus fokus untuk menghidupi keluarga. Teman sekelas,bahkan sebangku dengan saya saat di SMA ,berhasil menyelesaikan kuliah dan lulus Sarjana Hukum,tapi belakangan saya dapat info memilih menjadi Biarawan dengan nama  Pastor Sandharma Akbar  .

catatan: mohon maaf ,kalau ada kesalahan kutip  dan saya tidak tahu sumbernya dari siapa,karena saya ingat pesan moralnya semata mata

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun